PR DEPOK - Berkaitan erat dengan peristiwa G30S PKI, ini asal-usul semboyan 'Jas Merah' atau 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!'
Mungkin beberapa orang sudah mengetahui latar belakang semboyan 'Jas Merah' tersebut, yang sudah sering didengar di masyarakat.
Semboyan 'Jas Merah' yang merupakan singkatan dari kalimat 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah' ini, adalah kalimat yang diucapkan oleh Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno, dalam pidato terakhirnya di hari kemerdekaan pada tahun 1966, yang memiliki kaitan erat dengan peristiwa G30S PKI.
Baca Juga: Login bsu.kemnaker.go.id untuk Cek Penerima BSU Tahap 2 Subsidi Gaji Rp600.000
Lantas, kenapa semboyan 'Jas Merah' tersebut sangat memiliki kaitan erat dengan peristiwa G30S PKI? Simak penjelasannya di artikel ini.
Sebagaimana dikutip oleh Pikiranrakyat-Depok.com dari berbagai sumber, alasan kenapa semboyan 'Jas Merah' sangat berkaitan erat dengan peristiwa G30S PKI adalah karena kalimat tersebut termasuk sejarah kronologi terjadinya peristiwa kelam tersebut.
Pesan dari semboyan 'Jas Merah' mengungkapkan makna bahwa peristiwa G30S PKI adalah salah satu sejarah kelam di Indonesia yang sepatutnya diingat oleh seluruh bangsa Indonesia.
Selain itu, meskipun banyak tokoh pahlawan revolusi yang harus gugur karena peristiwa G30S PKI tersebut, tidak membuat kematian mereka menjadi sia-sia, karena gugur dengan membawa keberhasilan yang dapat mengharumkan bangsa Indonesia.
Namun, seperti keterangan sejarawan Rushdy Hoesein, mengatakan bahwa semboyan ‘Jas Merah’ atau 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah' ini, bukan murni berasal dari Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno Hatta.
“Menurut AH Nasution, ‘Jas Merah’ adalah judul yang diberikan Kesatuan Aksi 66 terhadap pidato Presiden, bukan judul yang diberikan Bung Karno,” kata sejarawan Rushdy Hoesein, dalam gelaran acara bedah pidato Bung Karno di Perpustakaan Nasional, dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara News.
Baca Juga: Pendataan Tenaga Non ASN: Alur, Syarat, Dokumen, dan Link Pendaftaran
Menurut keterangan Rusdy, pada masa itu Bung Karno tidak sedikitpun menyinggung istilah ‘Jas Merah’ saat menyampaikan pidato berjudul ‘Djangan Sekali-Kali Meninggalkan Sejarah!’ pada 17 Agustus 1966.
Pada hakikatnya, Bung Karno menyebutkan semboyan atau judul tersebut pada pidatonya, bertujuan untuk mempertahankan garis politiknya yang masih berlaku pada masa itu.
Dalam pidatonya tersebut juga, Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno banyak menyebutkan beberapa hal penting, seperti tahun-tahun yang menghadapi kedaruratan dan konflik sesama anak bangsa.
Itulah sejarah singkat mengenai semboyan 'Jas Merah' atau 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah', yang erat kaitannya dengan peristiwa G30S PKI.***