Jalur Pertama Kereta Api Dibuat oleh Belanda, Bermula dari Semarang - Tanggung

27 September 2022, 12:14 WIB
Ilustrasi Kereta Api /Instagram.com/@keretaapikita

PR DEPOK - Pembuatan jalur pertama kereta api dibuat oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr.L.A.J baron Sloet van de Beele dari jalur Semarang – Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) pada tanggal 17 Juni 1864.

Pembangunan jalur pertama kereta api itu dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamloze Vennootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.

NV.NISM memberlakukan harga tiket kereta api pertama dengan harga variatif mulai dari 0.45 gulden, 1.5 gulden hingga 3 gulden sesuai dengan kelas yang dipesan.

Baca Juga: BPNT Oktober 2022 Cair Tanggal Berapa? Intip Jadwal dan Cara Cek Nama Penerima di Sini

Tidak hanya manusia yang dapat bepergian dengan kereta api ini mulai dari hewan ternak, gerobak, hasil bumi dan pedate dapat dimuat dengan menggunakan kereta api.

Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922).

Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap pembangunan.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pria Indramayu Terkait Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo, Paket Ternyata Berisi Black Powder

Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Ketika pemerintah Hindia Belanda menyerah pada Jepang maka perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api).

Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.

Baca Juga: Akses cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerima PKH September 2022, Masih Cair ke Masyarakat Kategori Ini

Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka.

Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.

Baca Juga: Login prakerja.go.id, Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 46 akan Dibuka

Puncaknya adalah pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia).

Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Ketika perjanjian damai Konferensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda.

Pengalihan tersebut dengan menggabungkan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950.

Baca Juga: Tidak Perlu Ganti TV, Ini Cara Pasang STB di TV Analog untuk Bisa Menikmati Siaran TV Digital

DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya Pertiwi .

pada tahun 1971 Pemerintah juga mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Dalam upaya meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991.

Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun 1998.

Editor: Nur Annisa

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler