MUI Ingatkan Bahaya Kesehatan dalam Perilaku LGBT

13 Juli 2023, 15:58 WIB
Bendera LGBT. /Pixabay/Jaxor84/

PR DEPOK - Individu dan pendukung LGBT terus mengembangkan gerakan yang kuat untuk mencapai penerimaan luas di masyarakat dan negara.

Mereka berupaya menyelenggarakan Asean Queer Advocacy Week di Jakarta pada bulan Juli 2023 sebagai forum pertemuan para aktivis LGBT dari negara-negara ASEAN untuk memperjuangkan dukungan kebijakan dari pemerintah. Namun, acara tersebut akhirnya dibatalkan menurut informasi terbaru.

Dilansir dari laman resmi MUI, Siti Ma’rifah, Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengungkapkan lima dampak negatif atau bahaya kesehatan dari perilaku LGBT dalam keterangannya kepada tim MUIDigital.

Baca Juga: Profil Hayley Atwell dan Tom Cruise, Dua Tokoh Utama Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One

Pertama, penelitian menunjukkan bahwa pasangan LGBT yang berhubungan seks sesama jenis berisiko tinggi terkena penyakit menular.

Lebih dari 70 persen pasangan homoseksual sangat rentan terhadap penyakit kelamin menular, yang dapat menyebabkan peningkatan angka penyakit di masyarakat.

Kedua, ada dampak sosial yang mengerikan akibat perilaku LGBT. Dalam beberapa penelitian, terungkap bahwa seorang gay memiliki banyak pasangan, mencapai antara 20 hingga 106 orang per tahun. Perbandingannya dengan seseorang yang terlibat dalam perzinahan yang hanya memiliki 8 pasangan seumur hidup.

Baca Juga: Wajib Dicicipi, Ini 6 Warung Makan Bakso di Jakarta Barat, Lengkap dengan Alamat

Menurutnya, data juga menunjukkan bahwa sekitar 43 persen kelompok gay yang berhasil didata dan diteliti mengaku telah melakukan hubungan sesama jenis dengan lebih dari 500 orang selama hidupnya. Bahkan 28 persen dari mereka melaporkan berhubungan dengan 1000 orang. Hal ini dapat mengganggu tatanan sosial dalam masyarakat.

Ketiga, terdapat dampak negatif terhadap pendidikan. Kemudahan akses informasi dari luar mempengaruhi generasi muda dengan gagasan kebebasan tanpa batasan atau norma, termasuk paham LGBT.

Data menunjukkan bahwa tidak sedikit anak-anak yang terlibat dalam kegiatan LGBT, bahkan usia mereka bisa mencapai 11, 12, atau 13 tahun.

Baca Juga: 5 Nasi Uduk Terenak yang Terletak di Jakarta Barat: Cek Alamat, Jam Buka, dan Ratingnya

"Partisipasi anak-anak atau pelajar dalam grup LGBT di media sosial semakin meningkat. Hal ini mengkhawatirkan karena mereka terpapar nilai-nilai kebebasan berlebihan dan perilaku menyimpang," Ujar Siti.

Keempat, ada dampak terhadap keamanan. Di Amerika Serikat, fakta menunjukkan bahwa kelompok homoseksual berperan dalam 33 persen kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak, meskipun populasi mereka hanya 2 persen dari total penduduk Amerika.

"Perlu mencegah kasus pelecehan anak, termasuk yang melibatkan homoseksual," ungkapnya.

Baca Juga: 6 Contoh Surat Kesan Pesan MPLS 2023 SMP dan SMA untuk Kakak OSIS, Singkat dan Menarik

Kelima, dampak terhadap generasi penerus. Aktivitas LGBT mengancam kelangsungan generasi karena hubungan sesama jenis tidak dapat menghasilkan keturunan baru. Oleh karena itu, aktivitas LGBT dianggap bertentangan dengan prinsip dasar makhluk hidup yang melibatkan reproduksi.

Meskipun pertemuan komunitas LGBT di ASEAN yang direncanakan di Jakarta pada Juli 2023 akhirnya dibatalkan karena ancaman keamanan, ASEAN Sogie Caucus berupaya menciptakan ruang dialog bagi kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan.

"Mereka menuntut perlakuan yang adil tanpa diskriminasi berdasarkan orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender, dan karakteristik seksual mereka," tandas Siti.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: MUI.OR.ID

Tags

Terkini

Terpopuler