Banyak Pelajar Ikut Demonstrasi UU Cipta Kerja, KPAI: Ditemukan karena Bosan Tak Belajar Tatap Muka

14 Oktober 2020, 13:44 WIB
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Jasra Putra dalam webinar bertema "Pilkada Ramah Anak", Kamis, 17 September 2020.* /ANTARA/HO-Kementerian PPPA./

PR DEPOK - Gelombang aksi demonstrasi tolak disahkannya Undang-Undang (UU) Cipta Kerja terus terjadi belakangan ini di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di DKI Jakarta. 

Dalam aksi tersebut diketahui beberapa elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa, buruh, dan pekerja terlibat dalam aksi tersebut. 

Aksi demo penolakan UU Cipta Kerja yang terjadi di Jakarta beberapa hari ini, bukan hanya diikuti oleh buruh, organisasi dan mahasiswa saja, namun juga terlihat para pelajar ikut turun berdemonstrasi di jalanan Ibukota.

Baca Juga: Hadapi Makedonia Utara Hari Ini, Witan Sulaeman Jalani Laga Uji Coba Terakhir Bersama Timnas U-19

Terkait hal tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melalui komisioner Jasra Putra turut angkat suara dan mengungkapkan latar belakang pelajar ikut serta pada demonstrasi tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Rabu 14 Oktober 2020, Jasra Patra mengatakan pelajar yang ikut demonstrasi berujung kericuhan di Jakarta, salah satunya lantaran bosan tidak sekolah tatap muka.

"Saya menghampiri anak perempuan, ia mengaku sekolah di SMK Jatinegara. Ia datang ke lokasi diajak teman temannya dan ia mengaku mulai bosan pembelajaran jarak jauh (PJJ)," kata Jasra kepada wartawan di Jakarta.

Selain itu, dikatakan Jasra Patra, latar belakang pelajar yang mengikuti demonstrasi itu karena banyak dari mereka kurang perlindungan dari keluarga, seperti putus sekolah, orang tua jarang pulang dan PJJ yang belakangan cenderung hanya aktivitas pengajaran penugasan pekerjaan rumah.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Pertimbangkan Masuk Parpol Baru, Ruhut Sitompul Berikan Komentar

Jasra mencontohkan salah satu peserta demo adalah siswa SMP dari Tangerang yang datang ke Jakarta Pusat dengan naik kereta. Si anak ikut demo setelah diajak temannya di media sosial dan kondisi di rumah yang tidak nyaman.

Berdasarkan pengamatan Jasra di lapangan, situasi anak dalam demo nampak bergerombol dan tidak memperhatikan orasi yang disampaikan dari mobil komando. Hal ini dapat diartikan, bahwa kedatangan mereka cenderung acuh dengan aksi utama. Jika terjadi provokasi mereka rentan terjebak dalam kerusuhan, bahkan terlibat.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler