Survei: Perempuan Lebih Banyak Memikul Beban Saat Pandemi, Kesehatan Mental dan Emosional Terganggu

24 Oktober 2020, 12:42 WIB
Ilustrasi pekerja perempuan di masa pandemi. /Antara

PR DEPOK – Selama pandemi Covid-19, kaum perempuan harus memikul beban yang lebih berat menurut hasil survei yang dilakukan oleh Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Indosat Ooredoo.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta, Sabtu, menunjukkan hasil survei, bahwa pandemi Covid-19 telah memperparah kerentanan ekonomi perempuan dan ketidaksetaraan gender.

Tentunya, kondisi tersebut dapat mengancam upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's).

Baca Juga: Usai Menentang Rencana Perluasan Tambang Batu Bara, Aktivis Lingkungan Ditembak Mati di Rumahnya

Hasil survei yang dituangkan dalam laporan ‘Menilai Dampak Covid-19 terhadap gender dan pencapaian SDG's di Indonesia, antara lain menunjukkan bahwa 82 persen perempuan yang bergantung pada usaha keluarga mengalami penurunan sumber pendapatan.

Sedangkan untuk para lelaki, ada 80 persen yang mengalaminya.

Survei tersebut juga menunjukkan, selama pandemi ada 36 persen perempuan pekerja informal yang harus mengalami pengurangan waktu kerja berbayar mereka, lebih banyak ketimbang laki-laki pekerja informal yang mengalami persoalan serupa (30 persen).

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kendaraan Saat Libur Panjang, Pekan Depan Operasional Mobil Barang Akan Dibatasi

Selain itu, pembatasan sosial yang diterapkan selama pandemi membuat 69 persen perempuan dan 61 persen laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Namun, perempuan memikul beban lebih berat karena 61 persen di antara mereka juga harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengasuh dan mendampingi anak sedangkan di antara para lelaki hanya 48 persen yang melakukannya.

Diketahui, pandemi Covid-19 juga telah mempengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan.

Baca Juga: Soal Insiden Kebakaran di Kejagung, Polri: Penyebabnya Berasal dari Puntung Rokok Kuli Bangunan

Menurut hasil survei, sebanyak 57 persen perempuan mengalami peningkatan stres dan kecemasan karena menanggung lebih banyak beban dalam mengurus pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan, kehilangan pekerjaan dan pendapatan, serta menghadapi kekerasan berbasis gender.

Sementara itu, berbeda dengan lelaki, masalah itu hanya dihadapi oleh 48 persen laki-laki.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengatakan, hasil survei ‘Menilai Dampak Covid-19’ merupakan masukan berharga bagi pemerintah dalam merancang dan melaksanakan kebijakan yang tepat sasaran.

Baca Juga: Pemprov Jabar Akan Sediakan 298 Ribu Vaksin, Berikut Kelompok Prioritas Vaksinasi di Kota Depok

"Salah satu cara untuk melakukan upaya yang tepat sasaran adalah dengan mempertimbangkan berbagai hasil kajian, data, dan hasil riset yang representatif dengan perkembangan kondisi saat ini," ujarnya.

Bintang juga menyampaikan pentingnya membangun sinergi antara pemerintah dengan pilar-pilar pembangunan lain seperti dunia usaha, lembaga masyarakat, dan media massa dalam upaya menghadirkan kebijakan, program, dan layanan terbaik bagi perempuan dan anak.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler