Soroti Utang Negara dan Resesi Ekonomi, Fadli Zon Sebut yang Amburadul Indonesia Bukan Jakarta

12 November 2020, 18:30 WIB
Anggota DPR RI Fadli Zon. /Foto: Instagram @fadlizon/

PR DEPOK - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon, mengatakan bahwa Jakarta sebenarnya tidak amburadul, justru saat ini yang amburadul adalah Indonesia.

Hal tersebut ia sampaikan untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang menyebut jika DKI Jakarta sangat amburadul.

Menurut Fadli Zon, saat ini yang amburadul adalah Indonesia terutama terkait masalah resesi ekonomi yang sedang terjadi.

Baca Juga: Oknum TNI Simpatisan Habib Rizieq Ditahan, DPR: Terlalu Berlebihan, Panglima Harus Lebih Bijak

Untuk itu, ia meminta kepada seluruh pihak yang menilai Jakarta amburadul agar dapat melihat lebih objektif lagi.

"Perlu obyektif dan jujur, yang amburadul itu Indonesia. Terutama pengelolaan ekonomi dari utang hingga resesi, penanganan kesehatan pandemi dan seterusnya," kata Fadli, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI pada Kamis, 12 November 2020.

Fadli Zon juga mengatakan, Jakarta telah banyak meraih penghargaan baik dari tingkat nasional maupun internasional. Sehingga, sebutan Jakarta amburadul sangat tidak tepat.

"Kalau soal Jakarta, lumayan banyak kemajuan apalagi diganjar banyak penghargaan," ujar Fadli Zon.

Baca Juga: Ramai Dikunjungi Banyak Orang, Wagub DKI Jakarta Minta Habib Rizieq Atur Jadwal Kunjungan

Diketahui sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri menyebut, saat ini DKI Jakarta menjadi kota yang amburadul.

Megawati menilai, Jakarta seharunya menjadi 'Kota Mahasiswa' atau City of Intellectual seperti yang dirumuskan oleh Universitas Negeri Jakarta.

Ia juga menyayangkan jika hanya Semarang, Solo dan Surabaya yang menjadi city of intellectual versi UNJ.

"Persoalannya, sekarang saya bilang Jakarta ini menjadi amburadul, karena apa, ini tadi seharusnya city of intellect ini dapat dilakukan tata kotanya, masterplan-nya, dan lain sebagainya," ujar Megawati yang disiarkan secara daring, Selasa 10 November 2020.

Baca Juga: Siap Damai dan Hidup Tanpa Kegaduhan, HRS Minta Pemerintah Bebaskan Ulama-Aktivis yang Ditahan

"Siapakah yang buat hal ini, tentunya para akademisi, insinyur, dan lain sebagainya, dan lain sebagainya," imbuhnya.

Megawati mengaku kaget lantaran Yogyakarta juga tidak termasuk dalam daftar 'City of Intellectual' yang dipaparkan dalam acara tersebut.

Padahal, menurutnya selama ini Yogyakarta dikenal dengan sebutan kota mahasiswa atau pelajar.

"Kenapa Yogya tidak nomor satu karena Yogya kan terkenal kota mahasiswa, terus dengan nasi kucingnya [seharga] Rp1.000 perak, dulu saya makan," tuturnya.

Tepat pada peringatan Hari Pahlawan 10 November lalu, sebanyak tiga daerah yang dipimpin oleh kader PDIP, menjadi penerima penghargaan sebagai 'City Of Intellectual'.

Penghargaan tersebut diberikan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh tim, yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Hafid Abbas.

Ketiga daerah itu adalah Kota Semarang yang dipimpin Hendrar Prihadi, Kota Solo yang dipimpin FX Hadi Rudyatmo, dan Kota Surabaya yang dipimpin Tri Rismaharini.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler