Meski Pemilu 2024 Masih 3,5 Tahun Lagi, Survei CPCS Tunjukkan Kenaikan Elektabilitas PDIP dan PSI

- 26 November 2020, 13:37 WIB
Konvoi massa PDI Perjuangan, di Jakarta.
Konvoi massa PDI Perjuangan, di Jakarta. /Andi Firdaus/Antara

PR DEPOK – Berdasarkan survei dari Center for Political Communication Studies (CPCS), elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) naik di tengah munculnya sejumlah partai politik (parpol) baru.

“Di tengah kemunculan sejumlah parpol baru dan turunnya elektabilitas parpol-parpol lama, dua parpol mengalami kenaikan elektabilitas dalam empat bulan terakhir, yaitu PDIP dan PSI,” ucap Direktur Eksekutif CPCS, Tri Okta SK dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Menurutnya, meskipun gelaran Pemilu 2024 masih tiga setengah tahun lagi, tetapi geliat parpol-parpol baru mulai terlihat.

Baca Juga: Survei Bank Dunia Ungkap Akses Siswa terhadap Buku Pelajaran Rendah, DPR: Kita Semua Sangat Terpukul

Antara lain seperti Partai Gelora, Partai Ummat yang didirikan Amien Rais, dan sejumlah tokoh islam berniat menghidupkan kembali Partai Masyumi.

Elektabilitas PDIP bergerak naik setelah sempat turun dari bulan Maret (31,7 persen) ke bulan Juli (29,2 persen), kini menjadi 30,4 persen.

Sementara itu PSI terus mengalami kenaikan dari Maret (2,8 persen) ke Juli (4,1 persen), kini 4,3 persen.

Berdasarkan hasil survei, PDIP masih berada pada urutan pertama, disusul Gerindra dan Golkar.

Baca Juga: Seluruh Aturan Prokes Dilanggar, Kasus Kerumunan Habib Rizieq di Bogor Naik ke Tahap Penyidikan

Akan tetapi, Okta menuturkan bahwa elektabilitas Gerindra terus mengalami penurunan sejak Maret (14,5 persen/13,7 persen/13,2 persen).

Demikian halnya dengan Golkar (8,9 persen/8,3 persen/8,1 persen).

Pada papan tengah, parpol lainnya adalah PKB (5,9 persen/5,8 persen/5,6 persen), PKS (6,7 persen/5,7 persen/5,5 persen), dan Nasdem (2,9 persen/3,9 persen/3,7 persen).

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Pemberontakan Berdarah Libatkan Ulama dan Santri di Madiun, Simak Faktanya

Lalu diikuti Demokrat (4,6 persen/3,8 persen/3,5 persen), PPP (3,1 persen/2,8 persen/2,6 persen), dan PAN (1,6 persen/1,4 persen/1,2 persen).

Lebih lanjut, parpol-parpol bawah antara lain yaitu Hanura (0,9 persen/0,8 persen/0,7 persen), Perindo (0,7 persen/0,6 persen/0,5 persen), Berkarya (0,6 persen/0,5 persen/0,4 persen), dan PBB (0,3 persen/0,3 persen/0,1 persen).

“Parpol-parpol baru mulai mendapat dukungan, yaitu Gelora (0,2 persen) dan Ummat (0,1 persen),” tuturnya.

Baca Juga: Tawarkan 5 Juta untuk Beli Wajah Orang, Perusahaan Jepang Produksi Topeng Cetak 3D Realistis

Sementara itu, dari data yang ada menunjukkan bahwa PKPI, Garuda, dan parpol baru Masyumi tidak mendapatkan dukungan atau 0 persen.

Sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 19,9 persen.

“Baik parpol lama maupun baru masih berpeluang meningkatkan elektabilitas, menjadi insentif bagi siapapun untuk mendirikan parpol di Indonesia,” kata Okta.

Baca Juga: Jam Rolex hingga Tas LV Jadi Bukti, Berikut Deretan Barang Mewah yang Dibeli Edhy Usai Terima Suap

Survei CPCS tersebut dilakukan pada 11-20 November 2020, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Survei digelar melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019.

Diketahui, margin of error survei sebesar  kurang lebih 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x