Yaqut Cholil Qoumas Disebut Sosok Anti Radikalisme, Pengamat: Kabar Buruk Bagi Ormas Tertentu

- 25 Desember 2020, 13:12 WIB
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. /Dok Kementerian Agama

PR DEPOK - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona mengatakan Yaqut Cholil Qoumas merupakan sosok yang terkenal sangat anti pada radikalisme.

"Hal yang mengejutkan bagi saya adalah terpilihnya Ketua PP GP Anshor, Yaqut Cholil Qoumas, yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Agama. Sosok ini terkenal sangat anti pada radikalisme dan tentu saja ormas-ormas radikal," kata Mikhael Rajamuda Bataona seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira Kupang mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan penunjukan Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama dan harapan bagi terciptanya kerukunan antarumat di Indonesia.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Keluarga 6 Laskar FPI Terima 100 Juta sebagai Uang Tutup Mulut, Simak Faktanya

Menurut Mikhael, terpilihnya Yaqut tentu saja menjadi kabar buruk bagi ormas-ormas yang selama ini cukup bebas bermanuver di balik "jubah" agama untuk menyatakan kepentingan politik mereka.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri ormas-ormas dan oknum-oknum garis keras juga pernah teridentifikasi.

Untuk itu, menteri Yagut punya pekerjaan besar soal ini. Urusan agama juga perlu diurus secara bijak dan proporsional karena Indonesia ini multikultur dan punya kebhinnekaan.

Baca Juga: Tersirat Tak Ingin Ada Lagi Korupsi di Kemensos, Mensos Risma akan Hapus Semua Bentuk BLT

"Saya kira keuntungan bagi NTT adalah menteri ini dari NU, di mana di NTT sendiri NU adalah salah satu organisasi yang cukup besar dan punya peran penting dalam hidup sosial kemasyarakatan bersama Muhammadiyah," tuturnya.

Sebagai Nusa Terindah Toleransi, Menteri Yagut tentu bisa menambah banyak nilai penting tentang toleransi di NTT untuk diwacanakan secara nasional, katanya.

Bagaimana kehidupan umat kristen dan muslim di Pulau Flores dan Adonara yang begitu rukun dan damai.

Baca Juga: Pastikan Varian Baru Covid-19 Belum Masuk Indonesia, Imbauan Menristek: Masyarakat Jangan Lengah!

Dia mengatakan, sebagai orang NU, dan Ketua Ansor, Menteri Yaqut bisa menggunakan momentum 4 tahun ke depan untuk mengatasi masalah intoleransi.

Meningat kini persoalan itu kian kuat mencengkeram persepsi masyarakat di Jawa, dan beberapa wilayah lainnya akibat kerasnya Pilpres 2019 dan keterbelahan sejak Pilkada DKI Jakarta.

"Saya kira tugas itu sangat berat karena berkaitan dengan transfer pengetahuan dan perang wacana di media sosial," kata pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Unwira itu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah