Ia pun menilai bahwa kekerasan akan menjadi headline (berita utama) di tahun 2021.
Sementara itu, Rocky Gerung mengklaim telah melakukan dialog dengan berbagai lembaga, seperti KontraS, LBH, Amnesty Internasional, dan sebagainya.
Baca Juga: Fadli Zon Masih Ribut Soal Pembubaran FPI, Muannas Alaidid: Anehnya Dia tak Malu Terus Manas-manasin
“(Mereka) tahu akan ada pengetatan kekerasan. Mereka biasa pake istilah pengendalian atau stabilisasi politik. Tetapi intinya sama, bahwa semua khawatir dengan keadaan politik kita"
"Bahkan emak-emak ada dalam kecemasan baru, karena menganggap WA mereka akan di-sweeping, cyber police akan masuk ke WA emak-emak untuk tahu siapa yang pernah berkunjung ke Petamburan,” ujarnya.
Dengan mempertimbangkan hal ini, Rocky Gerung menyebut bahwa rakyat Indonesia hidup di dalam republic of fear atau republik yang penuh kecemasan.
Baca Juga: Buka Suara Soal Pencabutan SP3 Kasus Chat Asusila Habib Rizieq, Begini Penjelasan Mahfud MD
Tak hanya itu, pengamat politik itu pun menyoroti pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa pemerintah akan melanjutkan pembangunan sejumlah infrastruktur.
Menurutnya, ini menandakan bahwa presiden tidak peduli tentang kondisi rakyatnya.
“Jadi beliau tidak peduli bahwa kesehatan kita itu terabaikan justru karena anggaran dipakai untuk infrastruktur. Masuk akal kalau tahun depan Sri Mulyani menganggap bahwa ekonomi pasti memburuk,” katanya.