Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, LAPAN: Tidak Ada Indikasi Cuaca Ekstrem Saat Kejadian

- 12 Januari 2021, 13:23 WIB
Penyelam TNI AL menarik puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air, di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin, 11 Januari 2021. Pencarian dilanjutkan lagi Selasa 12 Januari 2021, sementara BMKG memprediksi cuaca ada hujan ringan.
Penyelam TNI AL menarik puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air, di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin, 11 Januari 2021. Pencarian dilanjutkan lagi Selasa 12 Januari 2021, sementara BMKG memprediksi cuaca ada hujan ringan. /M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

"Dinamika atmosfer ini mempengaruhi pesawat yang melintas, tetapi belum tentu menjadi penyebab jatuhnya pesawat," ujar Thomas.

Analisis dinamika atmosfer menunjukkan sistem konveksi skala meso telah terbentuk di atas Lampung dan Laut Jawa di sekitarnya sejak pukul 11.00 WIB pada 9 Januari 2021.

Baca Juga: Bansos untuk Pemegang KIS, Segera Cek Link dtks.kemensos.go.id Dapat BST Rp300 Ribu

Sistem itu kemudian pecah dan berpropagasi ke selatan, yang berasosiasi dengan pertumbuhan sistem konveksi skala meso lain di atas Jawa bagian barat selama rentang waktu 13.00-15.00 WIB.

Diketahui bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak mengalami hilang kontak, pada 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu membawa 50 penumpang dan 12 awak kabin.***

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah