BMKG Sebut Gempa Majene Sulbar Ialah Gempa Berulang Sejak 1969

- 15 Januari 2021, 16:43 WIB
Gempa Guncang Majene, Sulawesi Barat
Gempa Guncang Majene, Sulawesi Barat /Dok BNPB/

PR DEPOK - Gempa bumi melanda Majene, Provinsi Sulawesi Barat, pada Kamis, 14 Januari 2021. Gempa ini dinyatakan merupakan gempa berulang jika dilihat berdasarkan sejarah gempa masa lalu.

Koordinator Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakannya dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021.

"Sesar Naik Mamuju yang diduga sebagai sumber gempa Majene ini sangat aktif. Dari sebaran gempa utama dan susulan yang terjadi sejak 14-15 Januari, ada tiga yang bisa kita kenali sumbernya dan memiliki kesamaan dengan gempa masa lalu," ucap Daryono.

Baca Juga: Mbak You Ramal Jokowi Lengser, Husin Shihab: Jangan-jangan Dukun Bayaran Oposisi

Daryono mengungkapkan, bahwa gempa yang terjadi di Majene merupakan perulangan gempa pada 1969 karena dibangkitkan oleh sumber yang sama yaitu Sesar Naik Mamuju (Mamuju thrust).

Akan tetapi, saat itu tahun 1969 pusat terjadinya gempa berada di laut, sehingga menimbulkan tsunami.

Dilihat dari sejarahnya, telah terjadi tiga gempa dan tsunami merusak di sekitar Majene yaitu pada 11 April 1967 dengan magnitudo 6,3 di Polewali Mandar yang menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 orang meninggal.

Baca Juga: Tangani Gempa Majene-Mamuju, Risma dan Kepala BNPB Kunjungi Lokasi dan Kirim Bantuan Logistik

Kemudian pada 23 Februari 1969 di Majene dengan magnitudo 6,9 menyebabkan 64 orang meninggal, 97 luka dan 1.287 rumah rusak di empat desa.

Adapun terjadi kembali pada 8 Januari 1984 dengan magnitudo 6,7 di Mamuju namun tidak ada catatan korban jiwa tapi banyak rumah yang rusak.

Majene diguncang gempa kuat dengan magnitudo 6,2 pada Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01.28.17 WIB. Episenter terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT tepatnya di darat pada kedalaman 10 km.

Baca Juga: Raffi Ahmad Ditegur Karena Berkerumun Usai Divaksin, Gus Umar: Gak Ada Hak Istana Negur

Meningkatnya magnitudo gempa menjadi lebih besar yakni 6,2 dari gempa sebelumnya yakni dengan magnitudo 5,9 pada Kamis, 14 Januari 2021.

Gempa kedua ini magnitudonya lebih besar dan berdampak pada kerusakan yang lebih parah dan lebih luas cakupannya.

Dicontohkan oleh Daryono, jika kondisi bangunan dampak gempa kemarin sudah mengalami retak-retak atau rusak sebagian maka dengan terjadinya gempa yang lebih kuat ini dapat berdampak merusak lebih parah.

Baca Juga: Tuding Jokowi Masih Tidur Saat Gempa Sulbar Terjadi, Andi Arief: Harus Ada yang Berani Bangunkan

Dampak gempa kedua pada Jumat, 15 Januari 2021 dinihari itu menyebabkan guncangan gempa dirasakan di Majene dan Mamuju mencapai skala intensitas V-VI MMI (memicu kerusakan), sedangkan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI (benda-benda terpelanting)

"Ternyata benar, pagi tadi dilaporkan dampak gempa kedua menimbulkan lebih banyak bangunan rumah rusak di Majene dan juga Mamuju," ujar Daryono.

Telah dilaporkan, dampak dari gempa ini, yakni ada beberapa orang meninggal dunia dan ratusan orang menderita luka-luka, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Usai Kedapatan Hadiri Acara Tanpa Terapkan Prokes, Raffi Ahmad Digugat Advokat Publik ke PN Depok

Jika diperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi ini merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

Sesar naik ini mekanisme mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, yakni pada bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene.

Sejak Kamis pukul 13.35.49 WIB hingga Jumat pukul 06.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa sebanyak 28 kali di Majene.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x