Banjir Kalsel Disebut Karena Gundulnya Hutan Kalimantan, Menteri LHK Bantah Hal Itu

- 22 Januari 2021, 14:36 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar berikan penjelasan rinci penyebab utama banjir yang melanda Kalimantan Selatan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar berikan penjelasan rinci penyebab utama banjir yang melanda Kalimantan Selatan. /Instagram/@siti.nurbayabakar

PR DEPOK - Beredar anggapan di masyarakat bahwa banjir yang melanda Kalimantan Selatan (Kalsel) disebabkan karena penebangan hutan atau defortasi.

Adanya anggapan ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mencoba meluruskan perkara tersebut.

Siti Nurbaya menyebut bahwa rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) di Kalsel dalam lima tahun terakhir malah dilakukan sangat masif.

Baca Juga: Kritik Adanya Tim TP3 Laskar FPI, Ferdinand Hutahaean: Opini Tanpa Fakta Adalah Fitnah

Pihak Siti pun terus berupaya melakukan rehabilitasi revegetasi atau penanaman pohon khususnya pada areal lahan kritis, untuk mengurangi areal tidak berhutan di kawasan DAS Barito Kalsel.

"Rehabilitasi DAS di Kalsel termasuk sangat masif dilakukan dalam lima tahun terakhir," ujar Siti dalam akun Twitter resminya @SitiNurbayaLHK pada Rabu, 20 Januari 2021.

Berdasarkan hasil analisis, Siti juga mengatakan bahwa terdapat penurunan luas hutan alam DAS Barito di Kalsel sebesar 62,8 persen selama periode 1990-2019.

Baca Juga: Demokrat Bantu Korban Pemakai Kaos Jokowi-Maruf, Politisi PKS: Keren Meski Beda Pilihan!

Terkait hal itu, penurunan luas hutan terbesar terjadi pada periode 1990-2000 yakni sebesar 55,5 persen.

"Pada lima tahun terakhir cenderung melandai seiring dengan upaya masif dan konsisten yang dilakukan untuk rehabilitasi lahan," ujar Siti Nurbaya.

Pihaknya juga menyebutkan bahwa telah berupaya melakukan pemulihan lingkungan dengan memaksa kewajiban reklamasi atas izin-izin tambang.

Baca Juga: Upaya Anies Cegah Banjir Kabarnya Disabotase, Musni Umar: Kita Harus Kecam Semoga Ada CCTV

Ia pun mengklaim, yakni bersama pemerintah daerah (Pemda) pihaknya menindak tegas terutama pada tambang yang tidak mengantongi izin.

Lanjutnya, penyebab banjir Kalsel menurutnya disebabkan karena anomali cuaca.

Informasi dengan banyak data yang tidak valid, yang selama ini beredar pun terjawabkan dengan pernyataan Siti tersebut.

Baca Juga: Sudah Cukup Tidur Namun Tetap Merasa Lelah Saat Terbangun? Mungkin Ini Penyebabnya

"KLHK selaku pemegang mandat walidata pemantauan sumberdaya hutan, menjelaskan, penyebab banjir Kalsel anomali cuaca dan bukan soal luas hutan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito wilayah Kalsel," kata Siti Nurbaya.

Dijelaskan pula oleh Politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini bahwa, peningkatan delapan hingga sembilan kali lipat curah hujan dari biasanya terjadi sejak 9 hingga 13 Januari 2021.

Air yang masuk ke sungai Barito mencapai 2,08 miliar meter kubik sejak terjadinya curah hujan yang tinggi tersebut.

Baca Juga: Mensos Antar Gelandangan Kerja, Luqman Hakim: Risma Butuh 99 Tahun untuk Bereskan Gepeng

Pada daerah di titik pertemuan dua anak sungai yang cekung dan morfologinya merupakan meander serta fisiografinya berupa tekuk lereng (break of slope), sehingga memungkinkan terjadinya banjir.

Itu menyebabkan terjadinya akumulasi air dengan volume yang besar.

Lanjutnya mengungkapkan, bahwa faktor lainnya yakni perbedaan tinggi hulu dan hilir yang sangat besar.

Baca Juga: Ketahuan Berpacaran dengan Pria Non-Muslim, Dua Gadis Remaja Ditembak Mati Ayahnya

Sehingga suplai air dari hulu dengan energi dan volume yang besar menyebabkan waktu konsentrasi air berlangsung cepat dan menggenangi dataran banjir.

"Ini sekaligus meluruskan pemberitaan beberapa informasi yang keliru dan menyebar massif di tengah situasi bencana. Terlebih lagi metode analisis kawasan hutan yang digunakan tidak sesuai standard dan tidak dengan kalibrasi menurut metode resmi yang dipakai," ujar Siti Nurbaya dalam cuitannya.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x