Soroti Penyimpanan Vaksin yang Dinilai Kurang Baik, Rocky Gerung: Sudah Buruk, Harusnya Dikelola Lebih Canggih

- 23 Januari 2021, 19:45 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung bicara pemecatan dosen yang terlibat HTI di kampus Unpad
Pengamat politik, Rocky Gerung bicara pemecatan dosen yang terlibat HTI di kampus Unpad /YouTube Rocky Gerung Official.

PR DEPOK  Pengamat politik sekaligus filsuf, Rocky Gerung, mengamati ketersedian cold storage atau lemari pendingin khusus untuk penyimpanan vaksin di Indonesia yang tak memadai di sejumlah daerah.

Dalam keterangannya, ia menilai Presiden RI Joko Widodo menerabas semua parameter metodologi yang seharusnya diperhatikan ketika melakukan vaksinasi.

Menurutnya, Jokowi tidak memahami bahwa fasilitas di desa-desa terpencil di Indonesia belum memadai untuk menerima vaksin Covid-19 dari pusat.

Baca Juga: Cara Dapatkan BLT hingga Rp2 Juta untuk Anak Sekolah SD, SMP, dan SMA dari Kemensos, Cair Mulai Bulan Ini

Lebih lanjut, Rocky Gerung melihat ada dua kemungkinan yang terjadi pada Jokowi dalam menjalankan proses vaksinasi ini.

Kemungkinan pertama, katanya, presiden ditipu oleh aparat-aparatnya, atau memang dia tidak bisa melihat tipuan tersebut.

“Kan itu data seolah-olah data demografi, data kesehatan, tapi kekhususan dari vaksin itu tidak diperlihatkan atau tidak dia mengerti, (seperti) cara menyimpan vaksin, prosedur resmi untuk tiba di daerah terpencil. Itu gak ada yang peduli,” ujar Rocky Gerung, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube miliknya.

Baca Juga: Pandji Belum Minta Maaf ke NU-Muhammadiyah, Husin Shihab: Laporkan Saja, Bisa Rusak Demokrasi

Oleh karena itu, katanya, Jokowi menganggap bahwa vaksin buatan Sinovac ini adalah yang paling ampuh untuk digunakan di Indonesia.

“Jadi ditaruh di panas pun, dia (Sinovac) nggak akan berubah susunan kimianya. Jadi betul-betul kita membeli barang rongsok, atau vaksin rongsok, dan itu sesuai dengan kabinet yang rongsok,” paparnya.

Sementara itu, pengamat politik itu juga menyayangkan cara pemerintah mengelola vaksin Sinovac yang didatangkan dari China ini, mengingat cold storage atau tempat penyimpanan vaksin di Indonesia masih dipenuhi oleh vaksin-vaksin penyakit lain yang terdahulu.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Menag Gus Yaqut Dikabarkan Tak Lagi Anggarkan Dana untuk Pesantren, Simak Faktanya!

Menurutnya, pemerintah seharusnya bisa lebih canggih dalam menyimpan atau mengelola vaksin Sinovac yang sudah “buruk” di mata internasional ini.

“Hampir satu tahun, manajemen covid ini benar-benar buruk, masa nggak ada otaknya ini kabinet untuk tahu bahwa vaksin yang buruk ini, yang sudah buruk di dunia ini harus ditangani secara lebih canggih. Persiapan teknisnya harus disediakan,” tutur Rocky Gerung.

Dengan menyoroti sistem penyimpanan vaksin yang dinilai kurang baik ini, pengamat politik tersebut menilai bahwa akan ada publik kelas menengah di Indonesia yang lebih memilih untuk menolak divaksin.

Baca Juga: HRS Lagi-Lagi Dilaporkan ke Polisi, Ferdinand Hutahaean: Tuh Kan Jadi Pidana, Rasain!

Hal ini, kata Rocky, disebabkan munculnya kekhawatiran bahwa vaksin yang tersedia di Indonesia telah kadaluarsa masa edarnya lantaran sistem penyimpanan yang kurang baik.

Terlebih setelah Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengakui bahwa Indonesia memang tidak memiliki penyimpanan yang cukup baik untuk vaksin Covid-19 ini.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x