Pernyataannya ini didasarkan pada kondisi di mana Indonesia tidak pernah dipimpin seorang presiden dari luar Pulau Jawa.
Ia juga menanyakan posisi masyarakat luar pulau Jawa yang dikaitkannya dengan babu lantaran presiden selalu berasal dari Pulau Jawa.
“Presiden satu daerah, satu pulau, wakil presiden satu pulau, terus sekarang yang berasal dari luar pulau itu apa? Babu gitu? Sampai kapan mau jadi babu?” ujar Natalius Pigai dalam video yang diunggah oleh kanal YouTube Macan Idealis.
Usai argumennya tersebut menuai pro dan kontra lantaran dinilai menghina suku Jawa, Natalius Pigai lantas mengklarifikasi bahwa dirinya tidak merasa menghina suku Jawa.
Menurutnya, ia hanya menyampaikan kritik terhadap kegagalan sistem politik Indonesia.
Pigai mengklaim bahwa dengan mempertanyakan status rakyat Indonesia yang berasal dari luar pulau Jawa dan mengaitkannya dengan istilah babu, bukan berarti ia menghina pihak tertentu.
Sy kritik kegagalan sistem politik & dampaknya & perubahan UU Pemilu yg Pancasila & Bhineka. Yg like video 590 org & dislike cuma 28 org. Ko Sy dibilang hina Jawa?. Itu kritik bkn hina. Mis: by design hy 1 suku pimpin 74 thn. Sy dgn tanya apa org luar Jw itu babu? mana hinanya? pic.twitter.com/FJ7wyxZWZn— NataliusPigai (@NataliusPigai2) January 28, 2021
“Sy kritik kegagalan sistem politik & dampaknya & perubahan UU Pemilu yg Pancasila & Bhineka. Yg like video 590 org. Ko sy dibilang hina Jawa? itu kritik bkn hina. Mis: by design hy 1 suku pimpin 74 thn. Sy dgn tanya apa orang luar Jw itu babu? Mana hinanya?” cuit aktivis HAM tersebut, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.***