PR DEPOK – Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi, turut menyoroti kasus dugaan penghinaan yang tengah menimpa Aktivis HAM, Natalius Pigai.
Usai sang aktivis menjadi sorotan lantaran menerima ujaran rasis saat fotonya disandingkan dengan gorila oleh politisi Hanura, Ambroncius Nababan, Pigai kini kembali menjadi kontroversi lantaran menyebut orang Jawa tidak mungkin minta maaf.
“Sbg org Jawa tdk mungkin minta maaf. Kata Maaf yg dari Wapres bisa sj dr Jokowi. Ini jd dasar Jokowi-Maruf nyatakan tdk mampu jalankan amanat Konstitusi. MPR mesti bertanya ke Jokowi apa masih mampu memimpin Indonesia demi kepentingan Bangsa dan Negara,” cuit Natalius Pigai di akun Twitter miliknya, pada 22 Mei 2020 lalu.
Baca Juga: Sindir Kebijakan Pemerintah Soal Wakaf Uang, Said Didu: Setelah Lama Diinjak, Sekarang Minta Uangnya
Menurut Teddy Gusnaidi, hinaan rasis yang diterima oleh Pigai hanya diterima oleh dirinya sebagai seorang individu.
Berbeda dengan kalimat “orang Jawa tidak mungkin minta maaf” yang ditujukan kepada suku tertentu secara keseluruhan.
Ketika @NataliusPigai2 dihina, maka yang dihina adalah dirinya, bukan sukunya. Pernyataan Pigai bahwa "Orang jawa tidak mungkin minta maaf", itu bukan keseseorang, tapi ke suku jawanya.
Ini hanya contoh saja, beda antara menghina seseorang dengan dugaan menghina suku.. pic.twitter.com/C587CfKFXo— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) January 28, 2021
“Ketika @NataliusPigai2 dihina, maka yang dihina adalah dirinya, bukan sukunya. Pernyatan Pigai bahwa “Orang jawa tidak mungkin minta maaf”, itu bukan ke seseorang, tapi ke suku jawanya,” ujar Teddy dalam cuitannya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Politisi PKPI itu kembali menegaskan bahwa menghina seorang individu berbeda dengan menghina suatu suku tertentu.
“Ini hanya contoh saja, beda antara menghina seseorang dengan dugaan menghina suku,” tulisnya.
Dalam cuitannya yang lain, Teddy mewanti-wanti agar tidak ada yang menyebut bahwa Natalius Pigai dihina dari sukunya, karena ia dihina sebagai individu bukan berdasarkan sukunya.
Baca Juga: Login eform bri.co.id/bpum, Cek Nama Penerima BLT BPUM UMKM Rp2,4 juta
“Ketika @NataliusPigai2 dihina, disamakan dgn gorilla, maka yg dihina dirinya, bukan sukunya. Jgn sampai ada yg memframing bhw yg dihina sukunya. Sama ketika pak @jokowi dihina, disamakan dgn monyet, tdk ada yg graming bhw sukunya yg dihina. Jangan coba2 mengganggu Indonesia ya..” kata Teddy Gusnaidi.
Di sisi lain, Pigai juga telah mengklarifikasi bahwa dirinya tidak merasa menghina suku Jawa.
Menurutnya, ia hanya menyampaikan kritik terhadap kegagalan sistem politik Indonesia.
Sy kritik kegagalan sistem politik & dampaknya & perubahan UU Pemilu yg Pancasila & Bhineka. Yg like video 590 org & dislike cuma 28 org. Ko Sy dibilang hina Jawa?. Itu kritik bkn hina. Mis: by design hy 1 suku pimpin 74 thn. Sy dgn tanya apa org luar Jw itu babu? mana hinanya? pic.twitter.com/FJ7wyxZWZn— NataliusPigai (@NataliusPigai2) January 28, 2021
“Sy kritik kegagalan sistem politik & dampaknya & perubahan UU Pemilu yg Pancasila & Bhineka. Yg like video 590 org. Ko sy dibilang hina Jawa? itu kritik bkn hina. Mis: by design hy 1 suku pimpin 74 thn. Sy dgn tanya apa orang luar Jw itu babu? Mana hinanya?” cuit aktivis HAM tersebut.***