Singgung Soal Sabotase Pompa Air Anti Banjir di DKI, Refly: ‘Rivalitas Politik’ Seolah Sudah Terjadi, Padahal…

- 1 Februari 2021, 08:06 WIB
Refly Harun komentari soal masalah banjir di DKI Jakarta.
Refly Harun komentari soal masalah banjir di DKI Jakarta. /Tangkapan layar YouTube Refly Harun.

PR DEPOK – Ahli hukum tata negara, Refly Harun memberikan tanggapannya perihal banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta.

Pasalnya, warga Jakarta merasa bingung karena banjir tak kunjung terjadi meskipun Jakarta diguyur hujan lebat beberapa hari ke belakang.

Meski demikian, Refly mengatakan bahwa sedikit sekali kepala daerah yang mempertimbangkan pendekatan lingkungan dalam kebijakannya.

Baca Juga: Panggil Penumpang dengan Kata 'Ibu', Driver Ojol Ini Dicela hingga Terima Rating Buruk

“Jarang sekali kepala daerah mempertimbangkan pendekatan lingkungan dalam memimpin,” ujar Refly seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 1 Februari 2021.

Menurut Refly, pendekatannya rata-rata adalah development atau pendekatan pembangunan.

“Karena pendekatan pembangunan itulah yang mudah dilihat sehingga setiap kepala daerah berlomba-lomba membangun beton,” ujarnya sambil terkekeh.

Lebih lanjut, Refly menilai jarang sekali ada seorang kepala daerah yang mau mempertahankan lingkungan.

Baca Juga: Semua Parpol Kecuali PDIP Disebut Dukung Penangkapan Abu Janda, Rocky: Dia Malas, Gak Berguna Jadi Dilepas

“Jadi saya pernah mengusulkan kepada Gubernur DKI Jakarta di awal-awal pemerintahan agar hendaknya membuat satu program, misalnya perang melawan sampah,” ucapnya.

Hal itu, kata dia, dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama membuang sampah di sungai.

Refly mengungkapkan, Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) Pemprov DKI Jakarta tidak akan mampu membersihkan seluruh Jakarta apabila tidak dibantu oleh masyarakat itu sendiri.

“Tapi kesadaran masyarakat kita dan kampanye pemerintah saya rasa belum cukup,” kata dia menambahkan.

Baca Juga: Giliran Natalius Pigai Akan Dipolisikan, Refly Harun: Padahal Kata 'Babu' Tak Ditujukan Bagi Suku Jawa

“Saya membayangkan, walaupun Jakarta kota besar tapi bisa sebersih kota-kota di dunia lainnya,” kata Refly melanjutkan.

Menurut penilaiannya, ada dua persoalan yang luput dari pelajaran masyarakat waktu kecil, yakni pelajaran untuk antre dan untuk buang sampah pada tempatnya.

“Itu karena tidak ada rasa malu untuk sama-sama menjaga lingkungan. Saya berharap pemimpin-pemimpin ke depan, tak terkecuali Anies Baswedan itu punya perspektif lingkungan yang kuat dan solid, sehingga pendekatannya tidak hanya pendekatan pembangunan,” ujarnya tegas.

Refly menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap kali berbicara mengenai pembangunan infrastruktur, tapi jarang sekali berbicara mengenai lingkungan.

dipolisikaBaca Juga: Abu Janda Dipolisikan oleh KNPI, Rocky Gerung: Wakafkan Saja Dia ke Pengadilan Anak karena Tidak Dewasa

“Itulah sebabnya, misalnya, ketika Kalimantan Selatan banjir yang di-underline (digarisbawahi) itu curah hujan yang banyak,” ucapnya.

“Tidak di-underline bagaimana perusakan lingkungan di sana luar biasa oleh para pengusaha, kapitalisme, dan keserakahan."

Lebih lanjut, pria berusia 51 tahun ini menyinggung soal sabotase pompa air anti banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Kita tahu kalau menyebut nama Anies Baswedan ini ada kelompok masyarakat yang panas langsung telinganya,” ujarnya.

Baca Juga: Bantuan Telur, Daging Ayam, Kacang Hijau, dan Buah Ditolak Warga Baduy, Kemensos Hanya Kirim Beras

Terkait hal tersebut, Refly menuturkan bahwa saat ini ‘rivalitas politik’ seolah-olah sudah terjadi. Padahal, kata dia, jika bicara konsep hukum tata negara, Anies Baswedan adalah sub-nasional.

“Dia bukan pemimpin nasional, hanya pemimpin sebuah provinsi yaitu DKI Jakarta,” kata Refly.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x