Network
PR DEPOK - Baru-baru ini hujan yang terus turun menyebabkan terjadinya banjir di Kota Semarang.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, hujan yang diketahui turun dari 5 hingga 6 Februari 2021 tersebut melanda berbagai titik di 10 kecamatan di Kota Semarang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeldjono menjelaskan bahwa penyebab terjadinya banjir tersebut adalah curah hujan tinggi yang masuk dalam kategori ekstrem.
Kabar banjir di Semarang tersebut kemudian dikomentari oleh tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau Gus Umar dalam akun Twitter pribadinya @UmarHsb75.
Gus Umar dalam cuitannya mengungkapkan kekesalannya pada buzzer yang sering menghujat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurutnya, para buzzer selalu muncul menghina Anies saat banjir terjadi di Jakarta.
Wkt banjir dijakarta @aniesbaswedan dihina dan diolok2 sampai 7 purnama. Giliran banjir disemarang semua buzzer pd diam tak ngomong sepatah katapun. #KarmaituNyata— Gus Umar Syadat (@UmarHasibuan_75) February 7, 2021
"Wkt banjir dijakarta @aniesbaswedan dihina dan diolok2 sampai 7 purnama," kata Gus Umar seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Minggu, 7 Februari 2021.
Berbeda dengan Semarang, saat banjir terjadi di sana, Gus Umar menyindir para buzzer yang justru tak memberikan kritikan apapun pada pemerintahan daerahnya.
"Giliran banjir disemarang semua buzzer pd diam tak ngomong sepatah katapun. #KarmaItuNyata," ucapnya menambahkan.
Baca Juga: Nilai Pengambilalihan Demokrat sebagai Pertarungan Jenderal-Mayor, Andi Mallarangeng: Gagal Pula!
Tak hanya itu, Gus Umar juga menjelaskan istilah baru yang lagi-lagi menyindir para buzzer yang kerap kali mengkritik Anies soal banjir.
Istilah baru kalau disemarang namanya genangan. Kalau dijakarta namanya banjir. Jadi Istilah apapun dinegara ini tergantung kadar kebenciannya.— Gus Umar Syadat (@UmarHasibuan_75) February 7, 2021
"Istilah baru kalau disemarang namanya genangan. Kalau dijakarta namanya banjir," ujar Gus Umar dalam cuitan yang berbeda.
Menurutnya istilah apapun itu yang muncul di negara Indonesia sangat tergantung pada kadar kebencian seseorang.
"Jadi Istilah apapun dinegara ini tergantung kadar kebenciannya," katanya menyindir.***
