Sebut Pihak Anies Baswedan Bermental Inlander, Ferdinand: Potensi Karakter Jadi Antek Asing Sangat Tinggi

HM
- 7 Februari 2021, 15:33 WIB
Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean. /Instagram/@ferdinand_hutahaean.

PR DEPOK - Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI), lembaga yang menganugerahkan gelar Pahlawan Transportasi kepada Gubernur DKI Jakarta, diragukan kredibilitasnya oleh mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Diketahui, gelar Pahlawan Transportasi yang dinobatkan TUMI kepada Anies Baswedan karena dianggap telah berhasil membangun transportasi ramah lingkungan.

Nama Anies Baswedan disejajarkan dengan CEO SpaceX, Arsitek Produksi Tesla Elon Musk hingga Walikota Paris Anne Hidalgo yang juga masuk dalam kategori penghargaan tersebut.

Baca Juga: Semarang Dilanda Banjir, Sudjiwo Tedjo: Medsos Sepi, Biasanya Penuh Akun-akun Berangka Maki-Maki Gubernurnya

Tak percaya dengan raihan Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean mengorek profil dari lembaga yang telah mengantarkan Anies Baswedan sekelas dengan tokoh-tokoh terkenal di dunia.

Hal tersebut disampaikan Ferdinand melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 pada Minggu, 7 Februari 2021.

 

Sy sih bs memahami kalau mental inlander, melihat asing itu sudah pokoknya hebat luar biasa semua. Ternyata potensi karakter jd antek asing sgt tinggi,” ujar Ferdinand dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Tak Terima Anies Dapat Penghargaan hingga Telusuri Medsos TUMI, Ferdinand: Lembaga Ini Sekelas LSM Kecil

Ferdinand menyayangkan hal tersebut padahal menurutnya pendukung Anies Baswedan sudah sangat bangga melihat Anies menerima penghargaan itu.

Apa tidak melihat dulu latar belakang lembaganya?,” ujarnya melanjutkan.

Ferdinand menyadari pihak Anies Baswedan bermental inlander, suatu mentalitas yang memandang nilai negara asing lebih unggul dari pada nilai yang dimiliki oleh negaranya sendiri.

Lebih lanjut, Ferdinand pun mengatakan bahwa TUMI merupakan sebuah organisasi seperti LSM kecil yang biasa banyak ditemukan di Indonesia.

Baca Juga: Sebut Anies Baswedan Diolok-olok Saat Banjir Jakarta, Gus Umar: Giliran di Semarang, Semua Buzzer pada Diam

Melihat informasi yang ada, dugaan saya TUMI ini sekelas LSM kecil di negeri ini, tak perduli latar lembaga dan rekam jejaknya, yang penting ada kop surat, stempel dan direktur yang memimpin. LSM seperti itu banyak bangat jumlahnya, kalau saya sih malu menerima penghargaannya,” katanya menjelaskan.

Pernyataan tersebut Ferdinand simpulkan setelah melihat informasi yang dimuat TUMI di berbagai platform media sosial atas nama TUMI.

Ferdinand juga melihat rilis 21 Heroes 2021 TUMI yang diunggah melalui akun Twitter @TUMInitiative.

Baca Juga: Komentari Banjir di Semarang, Gus Umar: Kasihan Pak Menteri, Kenapa Bukan Gubernur Jateng yang Menjelaskan?

Dua hari sejak diunggah, rilis tersebut hanya dikomentari oleh 91 orang, di-retweet 286 kali, dan disukai oleh 349 akun.

Menurut Ferdinand juga, akun Twitter TUMI dikatakannya ikut dalam program follback, sebuah cara menaikan follower dengan saling follow satu sama lain.

"Ini akun Twitter TUMI, follower, dan following-nya bikin geli, kupikir dia ikut program follback. Sdh 2 hari 21 Heroes dirilis, ternyata yg komen cm 91, RT 286 dan Like 349. Sungguh ini menunjukkan TUMI cm organisaai kecil dan bkn lembaga internasional yg dikenal,” ujar dia.

Baca Juga: Tegaskan FPI tak Boleh Dapat Ruang di RI, Ferdinand: Ternyata Anggotanya Ada yang Terlibat Terorisme!

Tak hanya Twitter dia juga meninjau akun sosial media dari lembaga yang sudah membawa kabar gembira bagi masyarakat Indonesia khususnya DKI Jakarta.

Akun Youtube cuma 630 subscriber. Akun Instagram cuma 209 Follower. Postingan di Facebook cm disukai 55 org, 17 org komentar dan 36 kali dibagikan. Ini indikasi bahwa mmg TUMI bkn lembaga yang patut dibanggakan,” katanya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah