"Kwik Kian Gie, Susi Pudjiastuti, melampaui presiden. Silakan kritik artinya boleh ngomong tapi dijamin kebebasan, tapi kami tidak jamin kebebasan," kata Rocky menambahkan.
Pada percakapan tersebut, Hersubeno Arief menanyakan terkait kebebasan berbicara apakah hanya ada pada saat mengucapkan pernyataan saja.
"Jadi bebasnya pada waktu ngomong?" ujar Hersubeno Arief, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Lalu, Rocky Gerung menjawab pertanyaan Hersubeno Arief.
"Setelah ngomong, kebebasannya diambil. Ditunggu UU ITE, Bareskrim, ditunggu oleh putusan pengadilan. Itu paradoks, memberi sinyal bahwa kami tidak antikritik, pada waktu yang sama suruh perkarakan. Jadi itu pikiran yang kata orang muke gile lu," kata Rocky Gerung menjawab.
Lanjut Rocky, sebenarnya Presiden Jokowi seolah memberi sinyal bahwa yang ia inginkan hanyalah mendapatkan kritik kecuali dari kalangan radikal.
Ia pun mengatakan, kalau telinga Jokowi itu hanya ingin mendapatkan kritik yang berakhir dengan pujian saja.
"Kalau konsisten (minta warga aktif kritik), dia (Presiden Jokowi) harus bicara depan publik, di belakangnya ada pimpinan negara dan mengumumkan tahanan politik tidak boleh diadili, harus segera dibebaskan," ujar Rocky Gerung.