Presiden Jokowi Minta Masyarakat Aktif Kritik Pemerintah, Rocky Gerung: Permainan Dua Muka, Sinyal Palsu

- 11 Februari 2021, 11:25 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung.
Pengamat politik, Rocky Gerung. /Instagram/@rocky_gerung./

PR DEPOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini meminta masyarakat agar lebih aktif memberikan kritikan terhadap Pemerintah.

Adapun pernyataan Jokowi tersebut mendapatkan respon dari banyak orang. Salah satunya yakni dari pengamat politik Rocky Gerung.

Ia pun memberikan komentarnya dan menyebut bahwa pernyataan Jokowi tersebut bagian dari permainan dua muka.

Baca Juga: Dewi Tanjung Ingin Laporkan Novel Baswedan Atas Hoaks dan Fitnah terhadap Pihak Kepolisian

Menurutnya, Presiden Jokowi masih bersembunyi di balik kebohongan komunikasi publik.

Komentar pedas tersebut, Rocky Gerung sampaikan dalam sebuah video berjudul "PRESIDEN JOKOWI MINTA DIKRITIK, PERMAINAN DUA MUKA" yang diunggahnya melalui saluran YouTube miliknya, pada Selasa, 9 Februari 2021.

Di dalam video tersebut, Rocky Gerung menyinggung sosok eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti, dan Menko bidang Ekonomi dan Industri masa pemerintahan Gus Dur yakni Kwik Kian Gie, terkait kebebasan berpendapat di Indonesia sekarang ini.

Baca Juga: Terkait Isu Anies-Susi di Pilpres 2024, Susi Pujiastuti: Tidak Setuju Saya Tenggelamkan

"Itu kalau orang Betawi baca headline itu, presiden minta dikritik, komentarnya 'muka gile lu'. Cara orang Betawi membalikkan fakta selalu ada lucunya, tepat sasaran. Seolah presiden gak paham tentang reason perkembangan terakhir kebebasan pers, politik oposisi," ujar Rocky Gerung.

"Kwik Kian Gie, Susi Pudjiastuti, melampaui presiden. Silakan kritik artinya boleh ngomong tapi dijamin kebebasan, tapi kami tidak jamin kebebasan," kata Rocky menambahkan.

Pada percakapan tersebut, Hersubeno Arief menanyakan terkait kebebasan berbicara apakah hanya ada pada saat mengucapkan pernyataan saja.

Baca Juga: Singgung Kader Partai 'Ngamuk' Soal Buku 'Ganjar Tidak Pernah Salat', Christ Wamea: Padahal Ada Ribuan Ganjar

"Jadi bebasnya pada waktu ngomong?" ujar Hersubeno Arief, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Lalu, Rocky Gerung menjawab pertanyaan Hersubeno Arief.

"Setelah ngomong, kebebasannya diambil. Ditunggu UU ITE, Bareskrim, ditunggu oleh putusan pengadilan. Itu paradoks, memberi sinyal bahwa kami tidak antikritik, pada waktu yang sama suruh perkarakan. Jadi itu pikiran yang kata orang muke gile lu," kata Rocky Gerung menjawab.

Baca Juga: Ferdinand Tuding Mantan Menteri yang Tak Punya Etika, Susi Pudjiastuti: Beliau yang Imbau, Besar Pengaruhnya

Lanjut Rocky, sebenarnya Presiden Jokowi seolah memberi sinyal bahwa yang ia inginkan hanyalah mendapatkan kritik kecuali dari kalangan radikal.

Ia pun mengatakan, kalau telinga Jokowi itu hanya ingin mendapatkan kritik yang berakhir dengan pujian saja.

"Kalau konsisten (minta warga aktif kritik), dia (Presiden Jokowi) harus bicara depan publik, di belakangnya ada pimpinan negara dan mengumumkan tahanan politik tidak boleh diadili, harus segera dibebaskan," ujar Rocky Gerung.

Baca Juga: Pemerintah RI Beri Bantuan Rp32,1 Miliar untuk Palestina, Menlu Harap Dana Bisa Dicairkan Semester 1 Tahun Ini

"Buzzer masih melakukan pembullyan," kata Rocky melanjutkan.

Ia pun menyinggung Presiden Jokowi yang menurutnya mampu menyembunyikan dendam dengan baik melalui kata-kata "kritik kami".

"Padahal dendamnya itu dia delegasikan pada buzzer dan tokoh-tokoh yang membenci oposisi. Ini permainan dua muka yang berbahaya, sinyalnya bisa palsu. Ngapain presiden bersembunyi di balik kebohongan komunikasi publik," ujar Rocky Gerung.

Baca Juga: Risma Curhat Jabatannya Jadi Mensos Berat, Roy Suryo: Khofifah dan Agus Gumiwang Dianggap Tak Pernah Ada

"Saya menganggap orang-orang di belakang statement bikin evalusasi dan sodorkan 2 kalimat. Begitu pidato, catatannya 'kami tidak antikritik'. Padahal presiden betul belum siap dengan psikologinya karena pas dia bilang gitu pada ketawa," kata Rocky Gerung menambahkan.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah