Menurut Refly Harun, pernyataan Cak Nun tersebut tidak boleh dipandang sebagai bentuk subversif.
"Jangan bilang subversif. Karena pikiran dan hati nurani tidak boleh dibatasi dalam keadaan apapun," kata Refly Harun dalam kanal Youtubenya, yang diunggah pada Selasa, 16 Februari 2021, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com.
Refly Harun menilai, sebagai intelektual dan budayawan, Cak Nun saat ini tengah menyimpan kegelisahan atau bahkan kemarahan terhadap pemerintahan saat ini.
"Tentu bukan pribadi. Tetapi terhadap pemerintahan, jalannya sistem bernegara, yang mungkin menurut dia sendiri tidak puas. Dia tidak puas dengan sistem yang berjalan," tutur Refly Harun
Tidak hanya Cak Nun, Refly Harun juga melihat fenomena yang sama pada Iwan Fals, yang juga banyak melancarkan kritik.
Baca Juga: TB Hasanuddin Bantah Ada Pasal Karet dalam UU ITE, Adhie M Massardi: Saya Lebih Percaya Beliau
Menurut Refly Harun, sosok Cak Nun maupun Iwan Fals, bukanlah orang baru dalam dunia politik Indonesia.
"Dua sosok itu (Cak Nun dan Iwan Fals) yang saya perhatikan, sebenarnya sudah makan asam garam dalam perpolitikan Indonesia. Meski tidak pernah terjun di dunia politik," kata Refly Harun.
Refly Harun menegaskan, bahwa sosok seperti Cak Nun, ketika menyampaikan kritik, tidak bisa diartikan sebagai 'suara orang yang sakit hati'.