PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat, Andi Arief mengomentari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.
Seperti diketahui, mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie sebelumnya buka suara soal Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang disebut kecolongan dua kali di Pilpres 2004.
Menurut keterangan Marzuki Alie, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengatakan hal tersebut.
Hasto berpendapat bahwa pernyataan SBY itu justru menunjukkan bahwa eks Ketua Umum Demokrat itulah yang menciptakan pencitraan.
SBY, lanjut Hasto, membuat skema seolah ia sebagai Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) dizalimi Megawati yang masih menjabat sebagai Presiden ke-5 RI saat itu.
“Kini rakyat bisa menilai bahwa apa yang dulu dituduhkan oleh Pak SBY telah dizalimi oleh Bu Mega, ternyata kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzalimi dirinya sendiri demi politik pencitraan,” kata Hasto.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter miliknya @Andiarief__, Kamis 18 Februari 2021, Andi Arief memberikan nasihat kepada Hasto.
Baca Juga: Said Didu Minta Buzzer Dibubarkan, Ferdinand Hutahaean: Memangnya Siapa yang Bisa Bubarkan?
Lebih lanjut, Andi Arief menyarankan Hasto tidak membenturkan kembali kedua mantan Presiden tersebut.
“Sebaiknya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto jangan membentur2kan mantan Presiden Ibu Mega dan Pak SBY,” ujar Andi Arief.
Sebab menurutnya, kedua orang tersebut sama-sama berjasa dalam sejarah perpolitikan tanah air, dan sudah sepantasnya dijadikan panutan.
“Biarlah mereka berdua menjadi panutan bersama, sebagai yg pernah berjasa buat sejarah politik kita,” ujarnya.
Kemudian, Andi Arief mengatakan bahwa selama ini, kader Partai Demokrat diajarkan untuk tidak mengolok atau melakukan bullying terhadap setiap mantan Presiden RI.
“Kader Partai Demokrat sejak lama didoktrin untuk tidak membully mantan Presiden,” kata Andi Arief.
Sebaiknya Sekjen PDIP Hasto Kristianto jangan membentur2kqn mantan Presiden Ibu Mega dan Pak SBY. Biarlah mereka berdua menjadi panutan bersama, sebagai yg pernah berjasa buat sejarah politik kita. Kader Partai Demokrat sejak lama didoktrin untuk tidak membuly mantan Presiden.— andi arief (@Andiarief__) February 17, 2021
***