PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik menyinggung makam Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ia tahu dibangun oleh negara.
Pernyataan ini ia lontarkan saat muncul tudingan yang menyebut Museum SBY-Ani di Pacitan menggunakan uang APBD.
Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov -- itu juga cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara? https://t.co/5O7P5zLbDg— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) February 17, 2021
“Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov – itu juga cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?” demikian cuitan yang dilontarkan Rachland Nashidik di akun Twitter pribadinya.
Merasa perlu memberikan klarifikasi, mantan ajudan Gus Dur, Priyo Sambadha, membantah pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa pembangunan makam Presiden RI ke-4 itu sepenuhnya dibiayai oleh keluarga.
“Makam #Gusdur dibiayai sepenuhnya oleh keluarga inti. Pemda hanya membangun infrastruktur pelebaran jalan, parkir bus dll demi kelancaran lalin krn ribuan peziarah setiap hari. Makam GusDur jg punya andil besar dlm peningkatan ekonomi masyarakat sekitar,” tulis Priyo melalui cuitan di akun Twitter @Psambadha.
Tak cukup sampai di situ, ia lantas menerangkan bahwa semua dana yang berasal dari kotak amal pun tidak dipakai dan dikembalikan kepada masyarakat.
Hasil kotak amal yg jumlahnya lumayan juga seluruhnya dikembalikan ke masyarakat. Disumbangkan ke ponpes2, panti2 asuhan yatim piatu, bansos, dll. Tak ada yg dimanfaatkan untuk keperluan makam.— Priyo Sambadha ???????? (@PSambadha) February 19, 2021
“Hasil kotak amal yg jumlahnya lumayan juga seluruhnya dikembalikan ke masyarakat,” tuturnya.
Menurut pengakuannya, semua dana sumbangan dari warga kembali disumbangkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, seperti pondok pesantren, panti asuhan, yatim piatu dan lain sebagainya.
“Disumbangkan ke ponpes2, panti2 asuhan yatim piatu, bansos, dll. Tak ada yg dimanfaatkan untuk keperluan makam,” papar mantan ajudan Gus Dur tersebut.
Ia lantas meminta agar tidak ada lagi pihak-pihak yang mengusik atau membawa-bawa nama Gus Dur yang sudah wafat.
Intinya, amal dan 'manfaat' dari umat Tuhan yang sangat bersahaja bernama Gus Dur terhadap masyarakat dan kemanusiaan tidak berhenti ketika beliau wafat. Alhamdulillah. Puji Tuhan.
Beliau sudah tenang di sisi mulia Tuhan Sang Maha Cahaya. Mohon dg hormat jangan diusik lagi.????— Priyo Sambadha ???????? (@PSambadha) February 19, 2021
“Intinya, amal dan 'manfaat' dari umat Tuhan yang sangat bersahaja bernama Gus Dur terhadap masyarakat dan kemanusiaan tidak berhenti ketika beliau wafat. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Beliau sudah tenang di sisi mulia Tuhan Sang Maha Cahaya. Mohon dg hormat jangan diusik lagi,” ujar Priyo Sambadha dalam cuitannya yang lain.***