PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik menuai polemik lantaran menyebut makam Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur dibangun oleh negara.
Rachland Nashidik melontarkan pernyataan itu saat membandingkan Museum dan Galeri Seni SBY-Ani yang menuai kontroversi publik karena mendapat dana hibah dari Pemprov Jawa Timur.
Awalnya, dia menjelaskan bahwa Museum dan Galeri Seni SBY-Ani bukan museum keluarga.
Baca Juga: Sinopsis Film The Midnight Man, Kisah Sekelompok Remaja yang Terjebak dalam Permainan Berbahaya
Selain itu Rachland menyebut dana tersebar pembangunan museum berasal dari partisipasi warga.
Pernyataan tersebut disampaikan Rachland Nashidik melalui akun Twitter pribadinya @RachlanNashidik pada Rabu, 17 Februari 2021.
“Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov -- itu juga cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?” ujar Rachland Nashidik.
Baca Juga: Jumpai Teten Masduki, Shopee Sebut Pedagang Lokal dan UMKM Mendominasi Platform hingga 97 Persen
Tidak tinggal diam, putri Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid pun memberikan tanggapan dan klarifikasi soal pernyataan Rachland Nashidik yang membawa-bawa makam ayahnya.
Alissa Wahid menegaskan kepada Rachland Nashidik bahwa makam Gus Dur hingga saat ini dibiayai oleh keluarga Ciganjur.
Dia juga menyebut dana yang diberikan negara bukan untuk makam Gus Dur, melainkan untuk fasilitas di sekitar makam.
Menurut Alissa Wahid, wajar jika negara mengurusi dan membiayai infrasturuktrur sekitar makam lantaran setiap tahun ada peziarah yang datang hingga 2 juta orang.
Tanggapan tersebut disampaikan Alissa Wahid melalui akun Twitter pribadinya @AlissaWahid pada Sabtu, 20 Februari 2021.
Bang @RachlanNashidik, makam #GusDur sampai saat ini dibiayai oleh keluarga Ciganjur, termasuk prasasti. PP Tebuireng pun hormati ini.
Dana Negara tidak untuk makam tetapi utk jalan raya, lahan berjualan warga. Maklum, ada 1,5-2 juta peziarah setiap tahun. Negara urus ini. https://t.co/uPXNYw1Wzy— Alissa Wahid (@AlissaWahid) February 20, 2021
“Bang @RachlanNashidik , makam #GusDur sampai saat ini dibiayai oleh keluarga Ciganjur, termasuk prasasti. PP Tebuireng pun hormati ini. Dana Negara tidak untuk makam tetapi utk jalan raya, lahan berjualan warga. Maklum, ada 1,5-2 juta peziarah setiap tahun. Negara urus ini,” katanya.
Kemudian, Alissa Wahid menjelaskan bahwa tidak ada dana museum Gus Dur, melainkan bantuan untuk museum Islam Nusantara.
Adakah dana untuk Museum? Tidak ada dana museum #GusDur. Yang ada bantuan untuk museum Islam Nusantara, setahu saya disepakati Gus Solah dg Pemerintah sebelum Gus Dur wafat.— Alissa Wahid (@AlissaWahid) February 20, 2021
“Adakah dana untuk Museum? Tidak ada dana museum #GusDur. Yang ada bantuan untuk museum Islam Nusantara, setahu saya disepakati Gus Solah dg Pemerintah sebelum Gus Dur wafat,” ucap dia.
Sementara itu, Alissa Wahid juga menerangkan bantuan pemerintah untuk makam Tebuireng yang diterimanya hanya sedikit.
Baca Juga: Cara Daftar DTKS Kemensos untuk Dapat Bansos 2021 BST, BSP/BPNT, PKH, dan KIP Kuliah
FYI, tiap bulan makam Tebuireng terima sedikit (banget!) bantuan dari Pemerintah, untuk mengelola makam Pahlawan Nasional yaitu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari & KH Wahid Hasyim.
Makam #GusDur tidak termasuk.
Jadi next time lebih hati2 ya, @RachlanNashidik. Jangan asal.— Alissa Wahid (@AlissaWahid) February 20, 2021
“FYI, tiap bulan makam Tebuireng terima sedikit (banget!) bantuan dari Pemerintah, untuk mengelola makam Pahlawan Nasional yaitu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari & KH Wahid Hasyim. Makam #GusDur tidak termasuk,” tuturnya.
Lebih lanjut, Alissa Wahid memperingatkan Rachland Nashidik agar lebih hati-hati dalam membuat pernyataan yang belum tentu kebenarannya.
“Jadi next time lebih hati2 ya, @RachlanNashidik . Jangan asal,” ujar Alissa Wahid.***