Faktor La Nina, BMKG: Potensi Banjir Masih Terus Terjadi hingga Maret-April 2021 dengan Kategori Menengah

- 21 Februari 2021, 15:09 WIB
 Ilustrasi La Nina.
Ilustrasi La Nina. /Pixabay/Dexmac/

PR DEPOK - Banjir mengepung Ibu Kota sejak Sabtu, 20 Februari 2021 pagi. Kondisi ini diprediksi akan terus berpotensi hingga Maret-April 2021.

Hal itu diungkapkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Adanya hal itu BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi banjir hingga bulan depan.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakannya dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu, 20 Februari 2021.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Aa Gym Komentari Anies Baswedan Soal Banjir di Jakarta, Simak Faktanya

"Potensi banjir terutama kategori menengah masih harus diwaspadai pada Maret, namun daerah potensi banjir berkurang pada April," ujar Herizal, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Pada kesempatan yang sama, Herizal menjelaskan bahwa musim hujan 2020-2021 dipengaruhi juga oleh fenomena iklim global La Nina.

La Nina disinyalir dapat meningkatkan curah hujan hingga 40 persen. La Nina diprediksi oleh pihak BMKG masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021.

Baca Juga: BPBD DKI Pantau Status Pintu Air Cipinang Sampai di Pintu Air Pulogadung

Lanjutnya, saat ini tampak dari Zona Musim dan daerah memasuki musim penghujan di Indonesia telah mencapai 96 persen.

Musim hujan ini berpotensi masih akan terus berlangsung hingga Maret-April 2021 dengan curah hujan di sebagian besar Wilayah Indonesia menengah hingga tinggi yaitu mencapai 200-500 mm/bulan.

Sedangkan, di Indonesia bagian timur seperti Papua dan Sulawesi juga masih berpotensi mendapatkan curah hujan bulanan kategori tinggi-sangat tinggi atau lebih dari 500 mm/bulan.

Baca Juga: Nilai Jokowi Tulus Minta Dikritik, Salim Said: Tapi Ada Kepentingan Orang Lain Terganggu yang Susahkan Kita

Di bulan selanjutnya, sekitar saat memasuki bulan Mei, akan mengalami transisi musim penghujan ke kemarau.

Lalu, pada bulan selanjutnya, yakni Juni-Agustus 2021 sebagian besar wilayah seperti Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua diprakirakan mengalami curah hujan kategori menengah-rendah (20-150 mm/bulan).

Selanjutnya, di bulan September juga masih akan kemarau. Namun setelah memasuki bulan Oktober akan kembali ke masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.

Baca Juga: Jokowi Berjanji Atasi Banjir DKI Saat Jadi Presiden, Sindiran Rizal Ramli: Janji Bejibun, Pelaksanaan Payah

Lalu, baru di bulan November lah Indonesia kembali memasuki musim penghujan.

Selanjutnya, Herizal juga memprediksi bahwa musim kemarau yang akan datang nantinya akan jauh lebih basah ketimbang normalnya.

Maka, ia menyampaikan bahwa hal itu tetap perlu diwaspadai potensi bencana hidrometeorologi hingga April 2021.

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Optimis Meski Jakarta Digenang Banjir: Semoga Bisa Diubah Jadi Banjir Solidaritas

"Musim kemarau tahun ini tidak sekering musim kemarau pada biasanya atau juga dibandingkan musim kemarau 2019," kata Herizal.

Adanya hal itu potensi banjir ini masih perlu diwaspadai karena masih berpeluang terjadi hingga Maret-April 2021.

Akan tetapi, curah hujan menengah hingga tinggi hingga Maret-April 2021 juga perlu dimanfaatkan sebagai pengisi waduk, bendungan dan embung, yakni sebagai cadangan air pada musim kemarau.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah