PR DEPOK - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1999-2004 Amien Rais mengatakan bahwa di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) bangsa Indonesia seperti terbelah.
Menurut Amien Rais, kondisi tersebut terjadi lantaran ada pihak anak bangsa yang lebih dimanjakan meski ia sendiri belum paham betul soal perlakuan itu disengaja atau tidak.
Pernyataan tersebut disampaikan Amien Rais melalui kanal YouTube Amien Rais Official pada Sabtu, 13 Maret 2021.
“Saya melihat pada zaman pak Jokowi ini bangsa kita seperti terbelah. Saya tidak tahu ada kesengajaan atau tidak tapi sepertinya memang ada anak bangsa yang dimanjakan,” terang Amien Rais.
Sementara itu, menurut Amien Rais, ada anak bangsa lain yang seakan disudutkan, seperti dibiarkan hidup di dalam ketidaktentuan. Bahkan menjadi semakin melarat hidupnya.
Pernyataan yang dilontarkan Amien Rais itu lantas menuai berbagai tanggapan, salah satunya dari tokoh NU, Nadirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir.
Gus Nadir mengatakan bahwa Amien Rais telah keliru besar dalam menilai era Presiden Jokowi.
Ia pun mengatakan justru di era sekarang, Jokowi dapat menyatukan perbedaan, yakni mengajak lawan Pilpres-nya masuk ke Kabinet Indonesia Maju.
“Keliru besar, Prof Amien Rais. Di era Pak Jokowi, justru Capres/Cawapres lawannya malah masuk gabung kabinet,” ujar Gus Nadir seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @na_dirs pada Senin, 15 Maret 2021.
Gus Nadir juga menuturkan justru yang terbelah adalah Partai Amanat Nasional (PAN), lantaran Amien Rais yang memisahkan diri untuk mendirikan Partai Umat.
“Yg terbelah itu PAN gara2 anda bikin Partai Umat. Jadi siapa dong biang perpecahannya?” ujar Gus Nadir.
Lebih lanjut, dalam videonya itu, Amien Rais juga membahas soal Papua dengan menyebut di era Presiden Jokowi nasib Papua semakin tidak menentu.
Amien Rais pun menduga adanya skenario agar Presiden Jokowi bisa mencengkram semua lembaga tinggi negara terutama DPR, MPR dan DPD.
Terakhir, Amien Rais juga menyinggung sikap Presiden Jokowi terkait keterlibatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terkait kisruh di Partai Demokrat, ia juga meminta Moeldoko untuk segera dicopot.***