Namun, kata Tsamara, insiden bom bunuh diri di Makassar tersebut malah membuat kondisi menjadi sebaliknya.
"Tak boleh ada warga negara apa pun agama, suku, & rasnya yang justru merasa sebaliknya," ujar Tsamara.
Mau sampai kapan ada warga negara yang ketakutan ketika ia beribadah di rumah Tuhan? Rumah ibadah adalah tempat warga negara seharusnya bisa merasakan ketenangan & kenyamanan. Tak boleh ada warga negara apa pun agama, suku, & rasnya yang justru merasa sebaliknya.— Tsamara Amany (@TsamaraDKI) March 28, 2021
Seperti diketahui sebelumnya, aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang pelaku tersebut terjadi pada pukul 10.20 WITA.
Berdasarkan kabar yang dihimpun, saat kejadian terjadi para jemaat gereja tengah melangsungkan acara ibadah Misa Minggu.
Awalnya kedua pelaku sempat akan memasuki gereja, tetapi sekuriti gereja mencegah pelaku hingga terjadilah ledakan bom tersebut.
Sekuriti gereja yang bertugas mengalami luka-luka akibat insiden itu. Terdapat sebanyak 20 orang korban yang mengalami luka-luka, dari mulai ringan, sedang, hingga berat.
Sejumlah korban saat ini masih dirawat di beberapa rumah sakit, seperti di RS Bhayangkara, RS Siloam hingga RS Stella Maris.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengungkapkan bahwa kedua pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan bagian dari kelompok militan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sebelumnya pernah melakukan aksi pengeboman di Jolo Filipina.