Wamenlu Saran D-8 Fokus Industri Halal dan Keuangan Syariah, HNW: Semoga Tak Dibully Kadrun dan Dituduh Radika

- 8 April 2021, 10:25 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW).
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW). /Dok. MPR RI

PR DEPOK - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid menanggapi Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar yang menyarankan agar delapan negara berkembang dengan mayoritas penduduk muslim atau D-8 fokus pada industri halal dan keuangan syariah.

Langkah tersebut merupakan upaya yang dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi delapan negara atau D-8.

Terkait hal ini, Hidayat Nur Wahid menanggapi melalui akun Twitter pribadinya @hnurwahid, pada Rabu, 7 April 2021.

Baca Juga: Massa Diduga HMI Demo Anies Soal Korupsi, Christ Wamea: Yang Sudah Jelas Korupsi Bansos Tidak Demo

Ia pun mengungkapkan, dengan menyarankan secara terbuka untuk D8 fokus pada industri halal dan keuangan syariah, semoga tidak membuat Wamenlu Mahendra disebut sebagai kadrun dan dituduh radikal.

Cuitan Hidayat Nur Wahid.
Cuitan Hidayat Nur Wahid.

"Semoga Pak Mahendra Siregar, WaMenLuRI, tidak dibully sbg KADRUN dan dituduh sbg RADIKAL, krn sudah berani terbuka menyarankan agar 8 Negara Anggota D8 yg mayoritas penduduknya Muslim, untuk focus pd industri HALAL dan keuangan SYARIAH, demi mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Hidayat Nur Wahid, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Wamenlu Mahendra Siregar mengatakan bahwa negara-negara anggota kelompok D-8 Negara Berkembang atau Developing Eight (D-8) memiliki keunggulan dalam industri halal dan keuangan Syariah.

Baca Juga: Soroti Pengelolaan TMII yang Resmi Diambil Alih Negara, Fadli Zon: Jangan Sampai Dijual untuk Bayar Utang

Adapun keunggulan itu perlu didorong untuk bisa menggenjot pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Mahendra dalam Sesi Pertemuan ke-17 Dewan Menteri-Menteri D-8 yang dipantau dari Jakarta, pada Rabu, 7 April 2021.

“D-8 perlu mendorong pemulihan ekonomi dengan fokus terhadap keunggulan kita bersama. Sebagai wadah dari negara-negara terdepan di dunia Muslim, kita memiliki keunggulan yang sama dalam industri halal dan keuangan Syariah,” kata Mahendra.

Baca Juga: Berbagai Parpol Dukung Anies Jual Saham Pemprov DKI di PT Delta, HNW: DPRD Segera Putuskan untuk Dukung

Hal yang digarisbawahi olehnya yakni hampir 50 persen dari total perdagangan dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) datang dari negara-negara anggota kelompok D-8.

Adapun D-8 itu beranggotakan delapan negara berkembang, yakni Indonesia, Bangladesh, Mesir, Malaysia, Pakistan, Turki, Nigeria, dan Iran.

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) ke-delapan negara anggota juga disorot oleh Wamenlu Mahendra.

Baca Juga: Kagumi Kesabaran Habib Rizieq dalam Jalani Proses Hukum, Christ Wamea: Pejuang Keadilan bagi Umatnya

Total gabungan PDB mencapai 4 triliun dolar AS atau 5 persen dari PDB global. Total perdagangan D-8 pun mencapai 1,6 triliun dolar AS, atau 4,5 persen dari total perdagangan global.

“Bayangkan apabila kita dapat mengarahkan potensi ini untuk mendukung industri halal, keuangan Syariah, dan ekonomi Syariah,” ujar Wamenlu Mahendra.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x