Kemudian, Arief Munandar pun mempertanyakan otoritas seperti apa yang dimiliki oleh Dede Budhyarto yang menentukan sosok penceramah.
“Si Kang Dede ini seolah-olah punya hak, punya otoritas untuk menentukan siapa penceramah yang radikal dan siapa yang tidak. Apa kapasitasnya? Apakah dia seorang ulama yang punya otoritas untuk meneliti pemikiran keagamaan dari seorang ustaz atau penceramah? Ini kan tanda tanya besar ya,” ujarnya.
Bagaimanapun, menurut Bang Arief, Dede Budhyarto adalah seorang pejabat publik yang seharusnya mempunyai etika komunikasi publik yang tinggi.
“Akhirnya kita bingung, apa dasar dari Kementerian BUMN ya Erick Thohir mengangkat orang dengan kapasitas seperti Kang Dede untuk menempati posisi penting di satu BUMN,” tutur dia.
Baca Juga: Ramalan 6 Zodiak Kamis, 15 April 2021: Virgo, Mengapa Biarkan Orang Lain Menginjak Anda?
Baca Juga: Sindir Ali Ngabalin, Gus Umar: Orang Susah Cari Duit Mau Lebaran, Pihak Istana Sibuk Urus Reshuffle
Tidak hanya itu, Arief Munandar lantas menyoroti pernyataan Dede Budhyarto di salah satu cuitannya yang menjadi kontroversi, yakni menyebut dirinya sebagai 'Penyembah Galon'.
“Ini menurut gua ya enggak bisa dianggap bercanda ya. Karena pertama, Kang Dede ini adalah pejabat publik. Yang kedua, ini bicara di ruang publik,” kata dirinya tegas.