Jokowi Pede RI Jadi Top 10 Ekonomi Terkuat Dunia, Faisal: Apa Gunanya Jika Kesejahteraan Rakyat Terus Tercecer

- 16 April 2021, 10:31 WIB
Faisal Basri (kanan) respons pernyataan Presiden Jokowi (kiri) soal ekonomi terkuat dunia.
Faisal Basri (kanan) respons pernyataan Presiden Jokowi (kiri) soal ekonomi terkuat dunia. /Dok. ANTARA FOTO/Wahyu Putro dan Instagram/@jokowi.

PR DEPOK – Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin tidak lama lagi Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada 2030.

“Kemajuan industri 4.0 akan mengantarkan Indonesia menuju 10 besar kekuatan ekonomi global di tahun 2030 mendatang,” kata Jokowi seperti dikutip dari Sekretariat Kabinet.

Jokowi tampak percaya diri lantaran menurutnya ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia merupakan yang tercepat di Asia Tenggara.

Baca Juga: Habib Rizieq Kini Bergelar PhD, Ferdinand Hutahaean: Lebih Baik Seperti Orang Dulu, Tunjukkan Adab dan Moral

“Indonesia memiliki start-up sekitar 2.193, kelima terbesar di dunia. Indonesia memiliki 5 unicorn dan Indonesia bahkan telah memiliki 1 decacorn,” paparnya.

Pernyataan Jokowi itu pun kemudian ditanggapi oleh ekonom, Faisal Basri melalui akun Twitter pribadinya @FaisalBasri pada Kamis, 15 April 2021.

Faisal Basri mengatakan bahwa Indonesia saat ini sudah menjadi negara besar dari sebagian aspek. Namun sayangnya, kalau soal kesejahteraan penduduk, Indonesia diurutan 100-an.

Pak Presiden, kita tuh sudah besar. No. 7 kalau pakai ukuran PDB PPP, penduduknya terbesar ke-4, penduduk muslim terbesar di dunia, negara demokrasi terbesar kedua di Asia. Tapi kalau dibagi penduduk, kesejahteraan kita di nomor 100-an,” kata Faisal Basri.

Baca Juga: Sebut Habib Rizieq Cucu Palsu Rasulullah, Dewi Tanjung: Hanya Kadrun yang Percaya, Darimana Garisnya?

Baca Juga: Habib Rizieq Selesaikan S3 dan Raih PhD, Refly Harun: Apa tak Sayang Orang Berpendidikan Malah Dipenjarakan?

Lantas, Faisal Basri menuturkan apa gunanya menjadi negara besar jika kesejahteraan rakyat saja masih tercecer.

Apa guna adu besar kalau kesejahteraan rakyatnya terus tercecer,” tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @FaisalBasri.

Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa jangan sampai Indonesia mendapat julukan memiliki Presiden pengumbar janji terbanyak, yang mana janji-janji sebelumnya belum terwujud namun sudah berjanji lagi.

Baca Juga: Bima Arya Diprediksi Masuk Kabinet Diusung PAN, Pengamat: Jokowi Sangat Percaya Diri Geser Menteri ‘Nakal’

Baca Juga: Bima Arya Patuhi Kapolda, Yan: Apa Kalimat 'Kau Tak Ikut Perintahku Kubongkar Kasusmu' Ditakuti Kepala Daerah?

Baca Juga: Serang Henry Subiakto yang Bicara Soal Buzzer, Gus Umar: Twitmu Gak Ada Cerdas-cerdasnya karena Sebar Hoaks!

Jangan sampai kita dijuluki punya presiden pengumbar janji terbanyak. Janji2 sebelumnya belum terwujud atau malah sebaliknya, janji-janji baru terus diumbar,” ujarnya.

Sebagai informasi, menjelang satu abad kemerdekaan pada 2045 mendatang, Indonesia bersiap mewujudkan visi Indonesia Emas melalui industri 4.0.

Jokowi menerangkan pada 2025 mendatang, industri 4.0 Indonesia diperkirakan akan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan jumlah mencapai 133 miliar Dolar AS.

Di era industri 4.0, kata Presiden, penguatan SDM adalah kebutuhan. Indonesia memiliki bonus demografi, pada tahun 2030, jumlah usia produktif di Indonesia tumbuh dua kali lipat.

Baca Juga: Ahok Digadang-gadang Masuk Kabinet Jika Reshuffle Terjadi, Refly: Sampai Kapanpun Dia tak Bisa Jadi Menteri

Baca Juga: NasDem Pertimbangkan Usung Anies di Pilpres 2024, Refly Harun Nilai Kedekatan Surya Paloh-JK Bisa Jadi Alasan

Meski begitu, ia mengatakan masih ada tantangan yang dihadapi untuk menyiapkan SDM yang mampu menghadapi tantangan di masa depan yang diisi oleh teknologi digital.

Tantangan tersebut di antaranya adalah big data, artificial intelligence, internet of things.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @FaisalBasri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x