Analisis Roy Suryo Soal Hacker RI yang Curi Dana Bansos AS: Kuncinya Ada pada si S WNA India yang Jadi Buron!

- 17 April 2021, 14:42 WIB
Pakar telematika, Roy Suryo.
Pakar telematika, Roy Suryo. /Instagram @krmtroysuryo2

PR DEPOK - Pakar Telematika, Roy Suryo mengungkapkan hasil analisisnya terkait kabar pembobolan dana bantuan sosial Covid-19 milik Amerika Serikat (AS) oleh dua orang peretas asal Indonesia.

Awalnya, Roy Suryo mempertanyakan mengapa pembobolan besar yang meraup uang hingga 875 miliar lebih bisa dilakukan oleh peretas Indonesia yang salah satunya lulusan SMK.

"Mengapa si SFR (lulusan SMK) & MZMSBP bisa 'membobol' Dana Pandemic Unemployment Assistance (PUA) AS hingga 875M lebih?" kata Roy Suryo pada Jumat, 16 April 2021 kemarin.

Baca Juga: Bela Perawat yang Dianiaya di Palembang, Gus Umar: Semoga Pelaku Tak Dilepas dengan Minta Maaf dan Berdamai

Kemudian menjawab pertanyaan itu, ia menjabarkan analisisnya. Menurutnya kedua peretas dari Indonesia itu bukan lah kunci dari aksi tersebut.

Roy Suryo menduga kunci masalah terletak pada warga negara asing asal India yang berinisial S dan masih dalam daftar pencarian atau buron.

Pasalnya, menurut Roy Suryo, aksi pembobolan dana pemerintah AS tersebut merupakan sindikat besar.

Selain itu, lanjut dia, dana sebesar itu yang dicuri juga tak mungkin dengan mudah langsung di transfer ke Indonesia.

Baca Juga: Haikal Hassan Puji Bangsa Arab Setinggi Langit, Husin: Rasis dan Intoleran, Jangan Dikasih Ruang Ceramah!

Baca Juga: Isu Kudeta Cak Imin Merebak, Gus Umar: yang Sirik dan Dengki Sama PKB Akan Saya Lawan sampai Ujung Dunia

"Analisis saya, kuncinya tdk hanya berdua, tetapi pada si S (WN India) yg kini masih buron, sebab ini Sindikat besar & tdk mungkin dana ditransfer langsung ke RI," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun @KRMTRoySuryo2.

Cuitan Roy Suryo soal kabar 2 hacker Indonesia curi dana bansos AS.
Cuitan Roy Suryo soal kabar 2 hacker Indonesia curi dana bansos AS. Tangkapan layar Twitter/@KRMTRoySuryo2.

Diketahui sebelumnya, dua orang peretas asal Jawa Timur Indonesia ditangkap polisi lantaran telah mencuri dana bansos Covid-19 milik AS sekitar 600 juta dolar AS atau Rp875 miliar lebih.

Aksi tersebut diketahui terbongkar oleh tim penyidik Ditreskrimsus Polda Jawa Timur di salah satu kamar hotel di Surabaya Selatan, pada 1 Maret 2021 lalu.

Baca Juga: Diduga Sindir Bima Arya Soal Kerahasiaan Rekam Medis, Dr. Eva: Kok Kepala Daerah Gini Aja Gak Ngerti Ya

Baca Juga: Ferdinand Tetiba Sindir Kelompok Imigran yang Sok Jago Meski Diadopsi Jadi Warga Negara: Harus Tahu Diri!

Dilansir dari laman resmi Polres Mojokerto, dua tersangka yang melakukan aksi itu diketahui berinisial SFR dan MZMSBP.

"Kedua tersangka yang terlibat berinisial SFR (penyebar scampagne) dan MZMSBP (pembuat scampagne). Sedangkan korban orang yang mengisi data pribadinya ke dalam scampagne atau website palsu, khususnya Warga Negara Amerika," kata Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta pada Kamis, 15 April 2021.

Aksi tersebut juga dilakukan oleh pelaku lain berasal dari India, ia ikut terlibat dan kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Baca Juga: Walkot Serang Sebut Penutupan Restoran Demi Hargai Orang Puasa, Husin Shihab: Ini Namanya Gak Tahu Hak Asasi!

Bahkan menurut Irjen Nico, aksi pembuatan website palsu menyerupai laman resmi pemerintahan AS untuk mendapatkan data pribadi orang AS juga merupakan permintaan dari S.

Pasalnya menurut percakapan para pelaku, data yang didapat tersebut dikirimkan kepada S, dan digunakan untuk mencairkan dana Pandemic Unemployment Asistance (PUA) milik AS senilai 2.000 dolar AS per 1 data orang, serta dijual kembali senilai 100 dolar AS setiap 1 data orang.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @KRMTRoySuryo2


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x