Heran Banyak Pihak Menakuti Publik Soal Poros Partai Islam, Bang Arief: Mereka Gak Ngerti Bhinneka Tunggal Ika

- 21 April 2021, 13:53 WIB
Arief Munandar.
Arief Munandar. /Instagram @bangariefm

PR DEPOK – Sosiolog, Arief Munandar atau akrab disapa Bang Arief heran dengan sejumlah pihak yang kerap menakuti publik terkait pembentukan koalisi poros partai Islam dianggap seolah berbahaya.

“Gue nggak mengerti ya kenapa banyak pihak yang terus menggembor-gemborkan, menakut-nakuti kita seolah-olah politik identitas itu berbahaya,” tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Bang Arief pada Rabu, 21 April 2021.

Menurut Bang Arief, orang-orang yang memiliki pola pikir seperti itu justru tidak mengerti esensi dari Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Juga: Muhammad Zohri Masuk Jajaran Tokoh Muda Asia Terbaik Versi Forbes, Awalnya Tidak Tahu Mengenai Majalah Ini

“Orang yang berpikir demikian nggak mengerti esensi dari slogan kita yang ada di dalam negara itu Bhinneka Tunggal Ika. Justru karena kita masing-masing punya identitas yang berbeda-beda, dan kita berhimpun dalam sebuah NKRI, maka kita perlu pemersatu yaitu Pancasila, yang tersimbol di dalam slogan Bhinneka Tunggal Ika ‘Berbeda-beda tapi tetap satu juga,” katanya.

Artinya, di dalam demokrasi menjadi sangat sah kalau sebagai warga negara berkumpul atas dasar kesamaan identitas. Salah satunya adalah kesamaan identitas agama.

“Dan menurut gue nggak ada masalah ya, toh konstitusi kita menjamin itu yang dinyatakan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Jadi menurut gue no problem di situ,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Film Korea Bernuansa Kelam yang Direkomendasikan, Salah Satunya The Call yang Diperankan Park Shin Hye

Bang Arief pun mengungkapkan bahwa ada kekhawatiran jika poros partai Islam kerap dipinggirkan, dianggap sesuatu yang tidak positif, dan disebut sumber perpecahan.

“Justru kita mengingkari esensi dari demokrasi. Satu yang sangat gue khawatir ya, adalah ketika partai-partai politik itu tidak lagi berhimpun atas dasar nilai-nilai ideologis yang kuat mengikat mereka, mengikat anggota-anggotanya. Karena kalau itu terjadi akhirnya nanti partai politik hanya menjadi satu kendaraan untuk kepentingan-kepentingan pragmatis,” tuturnya.

Kemudian, Bang Arief menyebutkan saat ini sebagian besar partai sudah terlihat bahwa tidak memiliki satu ciri khas.

Baca Juga: Didakwa Menerima Suap hingga Rp32,482 Miliar, Juliari: Saya Mengerti Dakwaan, Namun Tidak Melakukan

“Nila-nilai idealisme apa yang sebenarnya mereka perjuangkan? Apa bedanya partai yang satu dengan yang lain? Kecuali beda tokoh-tokohnya. Itu pun kadang-kadang kita bisa puyeng, kenapa? Karena beberapa terakhir ini fenomena kutu loncat dari satu partai ke partai yang lain itu sudah menjadi satu hal yang sangat lazim,” katanya.

Lebih lanjut menurutnya, selama segala sesuatu yang ada di dalam koalisi poros partai Islam dijalankan berdasarkan konstitusi, seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir.

“Justru kita memilih demokrasi, kita punya semboyan Bhinneka Tuggal Ika, karena kita ingin mengekspresikan perbedaan-perbedaan identitaas tadi. Kita belajar untuk mengkontestasikan perbedaan narasi kita dalam membangun negara yang kita cintai ini,” ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x