PR DEPOK – Mantan Juru Bicara (Jubir) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi menanggapi persoalan yang menyeret nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Baru-baru ini, kelebihan pembayaran terjadi pada pembelian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap on grid di sekolah negeri di DKI Jakarta.
Laporan ini merupakan hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pada 2019 lalu.
Dari laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DKI Jakarta, laporan itu terbit pada 19 Juni 2020 yang ditandatangani Kepala Perwakilan BPK DKI, Pemut Aryo Wibowo.
Untuk diketahui bahwa kelebihan pembayaran PLTS atap on grid tersebut mencapai Rp1,12 miliar.
Hal itu pun terungkap karena adanya selisih antara nilai kontrak dengan harga riil paket pekerjaan.
Sebagai informasi, terdapat empat proyek PLTS atap sekolah pada tahun 2019.
Baca Juga: Segera Cek Daftar Nama Penerima Banpres BPUM BLT UMKM 2021 di Link eform.bri.co.id/bpum
Menanggapi hal tersebut, Dedek Prayudi, yang akrab disapa Dedek Uki, mengungkapkan pendapatnya melalui akun Twitter-nya @Uki23.
Menurut Dedek Prayudi, dirinya tak percaya bila ada pihak yang menyebut bahwa kondisi KPK yang dulu tidak seperti sekarang.
“‘Mana KPK?’ Kalau ada yang bilang KPK sekarang jadi kayak ini dengan sentimen KPK yang dulu gak kayak gini, saya gak percaya,” kata Dedek Prayudi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Lebih lanjut, Dedek Prayudi menilai bahwa kondisi KPK sebagaimana saat ini sudah melalui proses yang panjang.
“KPK menjadi seperti ini sekarang, udah melalui proses yang panjang,” ucapnya mengatakan secara tegas.
Dedek Prayudi pun menegaskan bahwa dirinya merasa lebih percaya bahwa upaya menyelamatkan KPK sudah telat.
“Saya lebih percaya bahwa upaya penyelematan KPK udah telat,” tutur Dedek Prayudi mengakhiri cuitannya.