Sedangkan gempa di daerah Nias Barat bersumber dari zona outer-rise, dan dirasakan I-II di Nias Barat, Gunung Sitoli, Padang Pariaman, dan AekGodang.
Sementara itu, PMG Ahli dan staf analisa PGR 1 Chichi Nurhafizah menyebutkan rentetan gempa bumi yang terjadi di Pulau Samosir dalam seminggu berjumlah 30 peristiwa.
Baca Juga: Tidak Hanya di Kota Batam, Pemerintah Berencana Membangun Pusat Data Nasional di Tiga Kota Lainnya
Berdasarkan mencermati aktivitas gempa bumi yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa gempa bumi itu termasuk dalam klasifikasi tipe gempa kerumunan atau gempa swarm.
Ia menyebutkan bahwa gempa swarm yang terjadi di Pulau Samosir identik dengan aktivitas intrusi magmatik yang memotong lapisan batuan (dike intrussion).
Energi dorong dan tekanan yang terjadi pada batuan tersebut terjadi terus menerus melewati bagian tubuh gunung, sehingga terjadi proses rekahan perlahan-lahan hingga menyebabkan gempa kecil yang terjadi berulang-ulang dan tercatat oleh sensor seismograf.
Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak perlu panik berlebihan dengan rentetan gempa tersebut.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website ( www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui mobile apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user pemda, pwd pemda-bmkg) atau @infobmkg.***