PR DEPOK – Mantan ajudan Presiden RI Abdurrahman Wahid, Priyo Sambadha turut angkat suara terkait penetapan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua sebagai teroris.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD telah menyatakan hal tersebut.
Ia menegaskan bahwa pemerintah telah menetapkan KKB Papua sebagai kelompok teroris.
Baca Juga: 158 Titik Penyekatan di Jawa Barat pada Mudik Lebaran 2021, Polisi akan Jaga Ketat
Tak hanya KKB Papua, penetapan itu juga berlaku bagi seluruh organisasi dan orang-orang yang tergabung di dalamnya, serta pihak yang mendukung gerakan tersebut.
Penetapan status itu, jelas dia, senada dengan berbagai pernyataan sejumlah tokoh dan organisasi, antara lain seperti MPR, Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, serta TNI.
Melalui akun Twitter-nya, Priyo Sambadha mengungkapkan bahwa dirinya merasa sedih.
Ia pun mempertanyakan, mengapa pihak-pihak terkait tidak mengutamakan dialog seperti yang dilakukan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di masa silam.
Baca Juga: Cek Nama Anda di Link cekbansos.kemensos.go.id untuk Pastikan Dapat Bansos PKH, BST, dan BPNT
“Sedih. Kenapa kita tidak meneladani Presiden GusDur yg mengutamakan dialog yg bermartabat?” tulis Priyo Sambadha seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jumat, 30 April 2021.
Karena menurut penilaiannya, bagaimanapun kelompok tersebut adalah saudara sebangsa.
“Bagaimanapun mereka saudara2 kita juga,” tutur dia.
Meski membutuhkan waktu lebih lama, lanjut dia, pendekatan dengan kekerasan bukan sebuah solusi.
“Mungkin memang ribet dan perlu waktu. Tapi pendekatan kekerasan bukan solusi,” katanya.
Priyo Sambadha pun menegaskan bahwa kemanusiaan lebih penting dari politik.
“Kemanusiaan lebih penting dari politik,” ujar Priyo Sambadha tegas.
Baca Juga: Ditutup Hari Ini, Segera Daftar Sekolah Kedinasan 2021 dengan Cara Berikut
Lebih jauh, ia juga menekankan bahwa suatu tindak kekerasan akan memancing kekerasan lainnya.
“Kekerasan hanya akan memancing kekerasan juga. Gak ada habisnya,” ucapnya.***