Faktor eksternal yang pertama adalah kebijakan fiskal moneter di negara maju khususnya pada Amerika Serikat entah dalam wujud inflasi dan suku bunga global yang berakibat dengan munculnya volatilitas nilai tukar serta capital flow.
Kemudian adanya disparitas laju pemulihan ekonomi dunia juga akan memberikan dinamika atau perubahan di mancanegara termasuk dari segi stimulus ataupun kemampuan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Selanjutnya, upaya pemulihan ekonomi dari negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat, dan Eropa yang tentu memberikan efek domino dengan naiknya harga komoditas.
“Ini seperti yang terjadi 2009 di mana akan memunculkan boom komoditas yang harus diantisipasi baik positif maupun negatifnya,” tutur Menkeu.
Faktor eksternal tersebut akan jadi pendorong perubahan kondisi ekonomi domestik tahun ini dan tahun depan serta akan memberikan pengaruh pada rancangan APBN ke depan.
Sedangkan untuk faktor internal, Menkeu mengungkapkan bahwa proses pemulihan ekonomi beberapa daerah atau sektor di Indonesia belum merata.
“Untuk sektor industri keuangan harus tetap dijaga karena mereka masih dalam posisi untuk mendukung pemulihan namun mereka juga terlihat adanya kinerja dari sektor usaha yang perlu untuk diwaspadai,” jelas Menkeu.
Kemudian faktor berikutnya adalah adanya digitalisasi teknologi dan iklim yang akan memberikan sumbangsih terkait outlook ekonomi serta keuangan negara.