Bertepatan Hari Ini, Upaya Pembunuhan terhadap Presiden Soekarno Dilakukan Saat Tengah Laksanakan Salat Id

- 14 Mei 2021, 10:29 WIB
Presiden Soekarno.
Presiden Soekarno. /Instagram @presidensoekarno

PR DEPOK - Pada 14 Mei 1962, tepatnya 59 tahun yang lalu, sempat terjadi upaya pembunuhan terhadap Presiden RI ke-1, yakni Ir. Soekarno.

Pakar telematika, Roy Suryo, kembali mengenang peristiwa upaya pembunuhan ini lantaran bertepatan dengan hari ini, Jumat, 14 Mei 2021.

Dalam keterangan tertulis, ia menuturkan bahwa upaya pembunuhan terhadap Bung Karno itu dilakukan saat sang proklamator tengah melaksanakan salat Iduladha di Istana Negara.

Baca Juga: Hendak Pulang ke Rumah, Pelajar Berusia 16 Tahun Asal NTB Dikeroyok hingga Dibacok 4 Remaja Lain

Roy Suryo memaparkan, upaya pembunuhan itu dilakukan oleh tiga orang yang lalu diketahui merupakan anggota DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, yang merupakan kelompok pemberontakan.

"Tanggal ini 59th lalu, Tepatnya 14 Mei 1962, terjadi Upaya Pembunuhan thdp Presiden Soekarno saat Sholat Idul Adha di Istana Negara yg dilakukan 3 orang yg diidentifikasi Anggota DI/TII," tuturnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @KRMNTRoySuryo2.

Disampaikan olehnya, upaya pembunuhan Presiden RI pertama itu gagal lantaran peluru meleset dan mengenai bahu Ketua DPR RI saat itu, yakni Zainul Arifin.

Baca Juga: Simak 10 Manfaat Teh Hijau Berikut, Salah Satunya Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan

Selain melukai Zainul Arifin, peluru yang ditembakkan anggota DI/TII itu juga melukai dua pengawal presiden.

"Bung Karno luput dari Upaya tsb, peluru mengenai Bahu Ketua DPR Zainul Arifin & 2 Petugas DKP," ujar Roy Suryo menambahkan.

Cuitan Roy Suryo.
Cuitan Roy Suryo. Tangkap layar Twitter @KRMTRoySuryo2

Untuk diketahui, pada saat upaya pembunuhan Bung Karno itu terjadi, salat Id sudah memasuki akhir rakaat kedua.

Baca Juga: Soroti 4 Petani yang Dipenggal Kepalanya di Poso, Ferdinand: Ini Lebih Kejam Dibanding Perang Israel-Palestina

Saat itu, seorang pria yang membawa senjata api tiba-tiba berdiri dan meneriakkan takbir, dan langsung melepaskan tiga tembakan.

Sontak para jemaah langsung kaget, sementara Komisaris Polisi Mangil Martowidjojo, Komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden Soekarno, serta wakilnya Sudiyo, langsung bergegas melindungi Bung Karno.

Sementara itu, anggota DKP yang berdiri di belakang Bung Karno, Soedarjat, langsung membalikkan badan untuk mengambil pistol yang digunakan oleh pelaku.

Baca Juga: Indonesia Tak Mau Lawan Israel di Piala Dunia 1958, HNW: Bung Karno Undang Palestina di Konferensi Asia Afrika

Sayangnya, pelaku lebih dulu menembakkan peluru sehingga Soedarjat tertembak dan jatuh di belakang Bung Karno.

Satu orang anggota DKP yang berupaya melindungi Bung Karno juga terkena tembakan timah panas itu di kepalanya.

Tak sampai di situ, Ketua DPR RI saat itu, Zainul Arifin, serta Ketua Nahdlatul Ulama (NU) KH Idham Chalid yang bertindak sebagai imam salat mengalami luka akibat serangan dari anggota DI/TII tersebut.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: Twitter @KRMTRoySuryo2


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x