Dedi Mulyadi Bingung Atas Kebijakan Larangan Ziarah Kubur, Arsul Sani: Saya Juga, Ini Cerminan Ego Sektoral

- 14 Mei 2021, 11:35 WIB
Anggota Komisi III Fraksi PPP, Arsul Sani.
Anggota Komisi III Fraksi PPP, Arsul Sani. /Instagram @arsul_sani_af

PR DEPOK – Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi mengaku bingung atas kebijakan pemerintah yang melarang ziarah kubur selama liburan Lebaran 2021, mulai 12 hingga 16 Mei 2021.

Dedi Mulyadi mengatakan ziarah kubur sudah menjadi tradisi dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.

"Hari ini saya dibuat bingung oleh sebuah kebijakan. Tempat wisata dibuka tetapi ziarah kubur dilarang," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara pada Jumat, 14 Mei 2021.

Baca Juga: Firli Bahuri Balas Dendam Pribadi? Yan: Sebab dari 75 Pegawai KPK, Ada yang Tangani Pelanggaran Kode Etiknya

Menurutnya, antara tempat wisata dan pemakaman, sebenarnya yang lebih berisiko menimbulkan kerumunan dan berdesakan hingga berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19 adalah tempat wisata.

"Dari pengalaman, saya belum pernah melihat orang berdesakan antre masuk areal pemakaman untuk ziarah," tuturnya.

Jika tempat wisata diperbolehkan buka, maka Dedi mempertanyakan bisa atau tidaknya ziarah termasuk kategori wisata religi.

Baca Juga: Penyesuaian Jadwal MRT saat Cuti Libur Lebaran 2021

Masalahnya, ziarah erat hubungannya dengan wisata religi di Indonesia.

"Bolehkan ziarah kubur jadi wisata ziarah kubur? Apakah itu masuk wisata juga karena 'kan bisa disebut wisata religi," ujarnya.

Dedi Mulyadi menilai jika tempat wisata dibuka dalam rangka peningkatan ekonomi, ziarah kubur pun harusnya bisa masuk kategori itu.

Baca Juga: Tanggapi KPK yang Klaim Alami Tekanan Mental Dicap Taliban, Ferdinand Hutahaean: Ini Hanyalah Sebuah Karma

Pasalnya, selama di pemakaman terjadi perputaran ekonomi masyarakat, mulai dari penjual bunga hingga makanan.

Rasa bingung dan heran Dedi Mulyadi ini pun rupanya juga dirasakan oleh anggota Komisi III Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani.

Cuitan Arsul Sani.
Cuitan Arsul Sani.

Kang @DediMulyadi71 heran, saya juga,” katanya melalui akun Twitter pribadinya @arsul_sani.

Baca Juga: Tercatat Kemenhub, Pengguna Transportasi Umum Turun Drastis Selama Larangan Mudik

Arsul Sani mengatakan kebijakan larangan ziarah kubur itu adalah cerminan ego sektoral dan kurangnya koordinasi antara kementrian/lembaga dan pemerintah daerah.

Ini memang cerminan ego-sektoral & kurang-nya kordinasi antar K/L & Pemda masih kental dlm pengambilan kebijakan, keputusan,” tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melarang warganya untuk ziarah kubur selama tanggal 12-16 Mei untuk mengantisipasi kerumunan yang mungkin terjadi di tempat pemakaman umum (TPU).

Baca Juga: Bertepatan Hari Ini, Upaya Pembunuhan terhadap Presiden Soekarno Dilakukan Saat Tengah Laksanakan Salat Id

"Kegiatan ziarah kubur ditiadakan mulai tanggal 12 Mei sampai dengan hari Minggu 16 Mei," katanya.

Tak hanya di Jakarta, seluruh pemakaman yang ada di wilayah penyangga ibu kota juga bakal ditutup selama periode waktu tersebut.

"Seluruh pemakaman di Jabodetabek akan ditutup dari pengunjung untuk ziarah," ujarnya.

Baca Juga: Ramalan Karier 6 Zodiak Jumat, 14 Mei 2021 : Scorpio Perlu Rencana dan Konsentrasi untuk Ciptakan Perubahan

Meski demikian, Anies mengatakan proses penutupan ini tak akan mengganggu aktivitas pemakaman di TPU karena penutupan dilakukan hanya sebatas untuk para peziarah.

"Untuk pemakaman sendiri berjalan di tempat-tempat pemakaman itu, nanti diatur oleh dinas pemakaman," tuturnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x