Indonesia Diminta Lawan Israel dengan Boikot Kekuatan Ekonomi AS yang Masuk 10 Besar Investor Terbesar di RI

- 19 Mei 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi pemboikotan produk Israel.*
Ilustrasi pemboikotan produk Israel.* /PIXABAY/ niekverlaan/

PR DEPOK - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) berpendapat sebenarnya Israel tidak memiliki kekuatan apapun. Hal ini diperoleh setelah didukung oleh Amerika Serikat (AS).

“Sesungguhnya Israel tidak punya kekuatan apa-apa. Dia merasa kuat dan besar karena kekuatan Zionis didukung oleh Amerika Serikat. Kekuatan politik AS, suka tidak suka, didukung oleh kekuatan ekonominya. Maka, kalau kita ingin melawan Zionis Israel, AS tidak ada cara lain kita harus boikot kekuatan ekonominya,” kata Wakil Ketua Umum DPP KNPI Amin Ngabalin dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Selasa, 18 Mei 2021.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan hubungan perdagangan Indonesia-Amerika Serikat (AS) diketahui surplus diperoleh Indonesia sebesar US$10,04 miliar pada 2020.

Baca Juga: Bentrokan Kembali Pecah, Pasukan Israel Tembak Pengunjuk Rasa Palestina hingga Tewas

Hal ini dikontribusikan produk-produk elektronik, komoditas laut, perabotan, perhiasan, dan produk kimia.

Amerika Serikat juga masuk 10 investor terbesar di Indonesia senulai US$480,1 juta pada 2020.

Bahkan, hubungan dagang telah dilakukan Indonesia dengan Israel secara tidak resmi. Indonesia mencapai surplus dari hubungan tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengekspor 11.000 ton lebih barang ke Israel senilai US$30.986.779 pada Kuartal I-2021.

Baca Juga: Resmi, Kartu Nikah Digital Diluncurkan Kemenag Akhir Mei 2021, Simak 5 Manfaatnya

Negara ini juga mengimpor barang seberat 144 ton dari Israel senilai US$1.785.870. Barang-barang itu adalah bagian/komponen senjata; komponen mesin, dan alat-alat elektronik.

Kemudian, hasil perkebunan seperti kopi, kurma; alat-alat terkait listrik, komponen baterai, dan mesin untuk produksi rokok.

Masyarakat sipil telah mengkampanyekan aksi boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) kepada Israel sejak 2005. Tindakan ini diharapkan memberikan tekanan kepada Israel atas serangan militernya kepada Palestina.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan kebijakan diplomasi yang ditempuh Indonesia berupa kecaman atas aksi kekerasan yang dilakukan Israel kepada Palestina.

Apalagi, ini menghancurkan pemukiman warga Palestina. Tekanan penghentian Indonesia kepada Israel disalurkan melalui PBB dan OKI.

Baca Juga: Istana Sebut Jokowi Selip Lidah Sebut Provinsi Padang, Ossy: Ini Lebih Terhormat daripada Pembelaan yang Maksa

"Masalah konflik ini tidak bisa diselesaikan oleh satu negara saja, maka diplomasi kita adalah menggugah kembali semangat dari masyarakat dunia, untuk melakukan aksi secara bersama-sama," ucap Dirjen Kerjasama Multilateral Kemlu Febrian Alphyanto

Indonesia mengajak Malaysia dan Brunei Darussalam juga menerbitkan pernyataaan bersama berisi tiga hal.

Hal-hal itu adalah menyuarakan penghentian serangan kepada rakyat sipil dan mendesak semua pihak menerima temporary international presence di Yerusalem.

Langkah lain yang dilakukan Indonesia adalah mendesak Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB untuk bertindak atas serangan Israel ke Palestina.

Masyarakat internasional juga didesak berkomitmen terhadap two-state solution guna mendukung kemerdekaan Palestina.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah