Menurutnya, semakin banyaknya rezim yang melakukan kesalahan, memandang perbedaan sebagai musuh, dan apapun yang tampak melemahkan dianggap sebagai ancaman.
"Rezim yang kian banyak melakukan kesalahan (membusuk) akan memandang perbedaan sebagai musuhnya dan apa saja yang melemahkannya sebagai ancaman, termasuk teknologi," ujar Faisal Basri.
Diketahui, beberapa kasus yang terjadi di dalam negeri selalu dikaitkan oleh kaum tertentu dengan isu radikal.
Baru-baru ini terjadi, yakni isu radikal juga masuk dalam kasus 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Pegawai KPK lainnya yang mendukung pegawai yang terancam dikeluarkan dari KPK juga dituding sebagai pihak penganut radikalisme.***