Mahfud Sebut Korupsi Sekarang Lebih Gila dari Orde Baru, Faisal: Koruptor Semakin Berani karena KPK Dilemahkan

- 6 Juni 2021, 15:00 WIB
Ekonom senior, Faisal Basri.
Ekonom senior, Faisal Basri. /ANTARA/

PR DEPOK – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan bahwa korupsi di era sekarang jauh lebih buruk daripada zaman Orde Baru.

“Kenyataannya, sekarang hari ini, korupsi jauh lebih gila dari zaman orde baru. Saya tidak katakan semakin besar jumlahnya, tapi meluas,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube UGM pada Minggu, 6 Juni 2021.

Mahfud MD menjelaskan pada masa orde baru, di zaman Presiden Soeharto, sangat melekat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Baca Juga: Seorang Pria di Colorado Diserang Beruang di Rumahnya Sendiri, Kepala dan Kakinya Luka Parah

Namun ia mengingatkan bahwa di era tersebut pelaku korupsi bukan dari kalangan DPR, Hakim, Gubernur, maupun Pemerintah Daerah (Pemda).

“Dulu korupsinya itu korupsi terkoordinir. Di dalam desertasi saya pada 1993 (mengungkap) pemerintah membangun jaringan korporatisme sehingga semua institusi dibuat organisasi," tuturnya.

Dalam organisasi tersebut, akan dibagi pihak-pihak yang menjadi pimpinan kemudian memperoleh proyek dan sebagainya.

Baca Juga: 10 Manfaat Bersepeda yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Meningkatkan Kesehatan Mental

“Dulu diatur oleh Pak Harto. Memang betul Pak Harto itu KKN, pemerintahan lama itu pemerintahan KKN. Jadi ini bukan soal baru, kita jangan takut katakan pemerintahan Pak Harto itu KKN,” ujarnya.

Mahfud kembali menjelaskan, dari kondisi itu maka dapat disimpulkan bahwa korupsi pada masa orde baru dilakukan secara terkoordinasi.

Menurutnya, situasi tersebut jauh berbeda dengan saat ini karena korupsi di masa sekarang dilakukan secara individu.

Baca Juga: Tragis! Wanita Paruh Baya Meninggal Tanpa Sepengatahuan Orang, Jasadnya Dimakan Kucing Peliharan

"Sekarang bapak lihat ke DPR, korupsi sendiri, MA korupsi sendiri, MK hakimnya korupsi, kepala daerah, DPRD ini semua korupsi sendiri-sendiri. Karena apa? Atas nama demokrasi. Sesudah demokrasi maka bebas melakukan apa saja. Pemerintah tidak boleh ikut campur. Jadi demokrasinya juga semakin meluas," katanya.

Pernyataan yang disampaikan Mahfud MD itu pun lantas menuai berbagai tanggapan, salah satunya dari ekonom, Faisal Basri.

Faisal Basri sepakat dengan Mahfud MD bahwa korupsi di era sekarang lebih gila dan lebih vulgar yang terjadi lantaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah dilemahkan.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Jealousy, Jealousy' Olivia Rodrigo, Ungkapan Rasa Cemburu terhadap Orang Lain di Sosial Media

Cuitan Faisal Basri.
Cuitan Faisal Basri. Twitter @FaisalBasri

Koruptor semakin berani karena KPK telah dilemahkan,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @FaisalBasri.

Faisal Basri menilai korupsi menggila bukan hasil dari demokrasi, melainkan kemerosotan demokrasi yang beriringan dengan pemburukan indeks persepsi korupsi.

Kemudian ia menyampaikan kepada Mahfud MD bahwa demokrasi di Indonesia benar-benar mengalami kemunduran.

Cuitan Faisal Basri
Cuitan Faisal Basri Twitter @FaisalBasri

Pak Mahfud MD, demokrasi kita sungguh mengalami kemunduran, antara lain dalam hal checks and balances, budaya politik, dan pelemahan masyarakat sipil,” tuturnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x