Gus Baha Sebut Saling Memaaafkan Merupakan Jaminan Terjadinya Sosialisasi Antar Masyarakat

- 7 Juni 2021, 19:59 WIB
Pendakwah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha.
Pendakwah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha. /Tangkapan layar YouTube @Najwa Shihab

PR DEPOK – Sejatinya hidup berdampingan dengan berbagai macam keberagaman merupakan peristiwa yang sudah hadir sejak dulu.

Agar menjamin terciptanya proses sosialisasi antar masyarakat maka diperlukan sikap saling memaafkan.

Hal ini disampaikan oleh KH Bahaudin Nur Salim saat mengisi ceramah dalam acara Halal Bihalal Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama RI yang dilaksanakan secara daring pada Senin, 7 Juni 2021.

Kyai yang akrab dengan panggilan Gus Baha ini memberikan ceramahnya di Aula Ponpes Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengamalan Ilmu Al-Quran (LP3iA), Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Sarankan Dana Haji Diaudit Akuntan Publik, Musni Umar: Masyarakat Sudah Sulit Percaya

Menurut Gus Baha, ada sejumlah cerita mengenai beberapa ulama yang mampu melakukan kebaikan dalam hal bersosialisasi di tengah hiruk pikuk keberagaman.

Seperti kisah Nabi Ibrahim yang mendapatkan teguran dari Allah karena memberi makan orang majusi dengan mengajukan sebuah persyaratan

“Nabi Ibrahim sempat ditegur oleh Allah memberi makan orang Majusi yang sedang kelaparan dengan satu syarat, yaitu mau beriman kepada Allah. Namun orang Majusi tersebut keberatan dan menjadikan Nabi Ibrahim urung memberikan makanan. Lantas Allah menegurnya,” sebut Gus Baha.

“Nabi Ibrahim ditegur oleh Allah karena Allah saja memberi makan orang Majusi itu selama puluhan tahun, padahal dia tidak beriman. Lantas Nabi Ibrahim memanggil orang Majusi tersebut untuk diberi makan,” lanjut Gus Baha dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi kemenag.

Halaman:

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x