PR DEPOK - Ketua Cyber Indonesia, Husin Shihab, turut mengomentari pernyataan Habib Rizieq yang mengakui bahwa ia belum pantas disebut sebagai imam besar.
Dalam tanggapannya soal status imam besar tersebut, Husin Shihab menilai bahwa Habib Rizieq memang bukan siapa-siapa.
Menurut Husin Shihab, Habib Rizieq hanyalah ulama yang dielu-elukan oleh para pendukung dan simpatisan sehingga tercetuslah panggilan imam besar.
"HRS memang bukan siapa-siapa. Dia hanya seorang ulama yg dibesar-besarkan oleh pendukungnya sehingga jadilah Imam Besar," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @HusinShihab.
Tak hanya itu, mantan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menilai bahwa yang menjadi masalah adalah bukan soal gelar imam besar, melainkan adanya upaya untuk mengubah sistem negara.
"Ini bukan soal imam besar tapi ada upaya negara ini dirubah sistemnya menjadi negara syariah," tuturnya melanjutkan.
Baca Juga: Kepada Daniel Mananta, Edho Zell Membagikan Kisah Saat Merintis Warteg Gratis
Pasalnya, lanjut Husin Shihab, tak sedikit yang menganggap bahwa Indonesia menjadi negara tagut karena hanya karena memiliki dasar negara Pancasila.
"Karena negara berdasarkan Pancasila ini dianggap negara Thogut!" katanya mengakhiri cuitan.
Diberitakan sebelumnya, Habib Rizieq sempat menjawab ucapan jaksa penuntut umum (JPU) yang menyebut gelar imam besar yang disandangnya itu hanyalah isapan jempol.
Baca Juga: Kemen PPPA Paparkan Lima Strategi demi Cegah dan Reduksi Angka Perkawinan Anak, Apa Saja?
Lantaran, jaksa menilai Habib Rizieq kerap bersikap emosional saat sidang hingga melontarkan perkataan yang tak pantas diucapkan oleh seorang tokoh agama.
Eks pentolan FPI itu pun mengakui bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga belum pantas dipanggil sebagai imam besar.
Ia pun tak menampik memang gelar imam besar itu agak berlebihan bagi dirinya.
Baca Juga: Pengamat Ungkap 3 Upaya Bangun Demokrasi: Depankan Etika Kesantunan Publik
Namun, ia tak bisa mencegah munculnya panggilan sebagai imam besar itu.
Pasalnya, panggilan itu muncul sebagai bentuk hormat dan cinta dari para pendukung dan simpatisan Habib Rizieq.
"Saya tahu dan menyadari betul betapa banyak kekurangan dan kesalahan yang saya miliki sehingga saya pun berpendapat bahwa saya belum pantas disebut sebagai imam besar," ujar eks pendiri ormas FPI itu.
"Saya pun berpendapat bahwa sebutan ini untuk saya agak berlebihan, namun saya memahami bahwa ini adalah tanda cinta dari mereka terhadap orang yang mereka cintai," katanya lebih lanjut.***