PR DEPOK - Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca, turut mengomentari pernyataan Wakil Presiden RI, Maruf Amin, yang menyebutkan bahwa warga harus dididik agar tak termakan hoaks.
Cipta Panca lantas menyangkal pernyataan Maruf Amin dan menyebutkan bahwa yang harus dididik itu adalah produsen dari hoaks itu sendiri.
Dalam keterangannya, Cipta Panca menyebutkan bahwa produsen terbesar hoaks atau berita bohong itu justru adalah negara.
Ia lantas menilai bahwa yang harus dididik bukanlah warga, tetapi negara terlebih dahulu.
"Maaf pak kyai, produsen hoax terbesar itu ya negara. Ya didik dulu negaranya baru didik warganya," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @panca66.
Untuk diketahui, sebelumnya Wapres RI, Maruf Amin, mengeluarkan pernyataan yang menyarankan warga untuk dididik agar tak mudah termakan berita bohong atau hoaks.
Baca Juga: Syarat Lengkap dan Cara Cek Penerima Bansos PKH Juli 2021 Pakai NIK KTP di cekbansos.kemensos.go.id
Dalam keterangan yagn disampaikan pada Selasa, 6 Juli 2021 kemarin, Maruf Amin mengatakan bahwa masyarakat harus diedukasi agar tidak langsung menerima mentah-mentah setiap informasi yang didapatkan.
"Kita sekarang ini banyak mengalami banjir informasi. Oleh karena itu yang harus kita lakukan adalah, bagaimana mengedukasi masyarakat," ujar Wapres RI, dikutip dari kanal YouTube Lemhannas RI.
Menurutnya, tak sedikit informasi yang dengan mudahnya tersebar tanpa diketahui kebenarannya terlebih dahulu.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati dengan mengecek ulang informasi yang diterima sebelum diteruskan kepada orang lain.
Pasalnya, kata Maruf Amin, informasi tersebut bisa saja mengandung ketidakbenaran dan keliru.
Ia menuturkan, informasi yang keliru dan tidak benar ini, bisa berujung pada fitnah dan disinformasi.
"Tidak serta menerima informasi tanpa terlebih dahulu melakukan tabayun, cek dan ricek. Karena banyak informasi yang tidak mengandung kebenaran, kebohongan, hoaks, fitnah, provokasi, bahkan bisa disebut sebagai disinformasi," tuturnya.
"Dan era banjirnya disinformasi ini juga sering disebut sebagai era post truth, artinya era pasca kebenaran, di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran," kata Maruf Amin.
Ia lantas mengingatkan agar masyarakat tetap waspada atas banyaknya informasi keliru yang beredar luas.
"Itu bisa menghancurkan kesatuan bangsa, kalau kita tidak waspada," katanya menambahkan.***