Hasil Tes Antigen Positif, Apakah Perlu Mengecek PCR Lagi? Berikut Penjelasannya

- 28 Juli 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi rapid test antigen.
Ilustrasi rapid test antigen. //Pixabay/ThorstenF/

PR DEPOK – Anda mungkin pernah atau sering mendengar pernyataan mengenai hasil tes Antigen yang positif seperti di bawah ini;

‘Kakak saya demam dan hasil tes antigennya positif. Apakah kakak saya masih membutuhkan tes PCR ulang lagi atau tidak supaya tahu apakah kakak saya terkena Covid-19?’ atau yang seperti ini, ‘Kemarin ketika saya ingin pergi ke luar kota, saya melakukan tes antigen dan mendapatkan hasil positif. Apa yang bisa saya kerjakan setelah ini? Apakah saya perlu mengecek PCR lagi demi memastikan?’

Dokter Adam Prabata kandidat Doktor Filosofi bidang Ilmu Kedokteran di Universitas Kobe akan menjelaskan mengenai perlukan melakukan tes PCR setelah mendapatkan hasil positif pada pemeriksaan Antigen.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun instagram @adamprabata, swab Antigen pada dasarnya melakukan deteksi pada protein virus (antigen).

Baca Juga: Sonny Septian Sebut Fairuz Selalu Menangis Melihat Eijaz Sakit: Nangis Ga Mau Ninggalin Anaknya Sakit

Pemeriksaan Antigen dilakukan dengan cara swab nasofaring atau orofaring.

Kemudian, dokter Adam menjelaskan ada perbedaan antara tes Antigen, Antibodi, dan PCR.

Pada pemeriksaan antigen yang dicek adalah protein virus, sementara pada pemeriksaan Antibodi yang dicek adalah keberadaan antibodi terhadap Covid-19.

Sedangkan pada pemeriksaan PCR yang dicek adalah materi genetik dari virus.

Baca Juga: Dituduh sebagai Pelaku Bullying Saat Sekolah, Kim So Hye Eks IOI Ternyata adalah Korban dari Pelaku Sebenarnya

Tes Antigen memiliki sensitivitas pada kisaran 0 sampai 94 persen dan spesifisitas lebih dari 97 persen.

Dokter Adam mengatakan akurasi akan sangat ditentukan oleh waktu pemeriksaan dan memiliki kecenderungan lebih tinggi pada fase viral load tinggi.

“Akurasi bergantung pada waktu pemeriksaan dan akurasi cenderung lebih tinggi saat fase viral load tinggi,” ungkapnya.

Risiko negatif palsu tinggi bisa terjadi jika viral load rendah atau sebelum satu sampai tiga hari pra-gejala dan sudah lebih dari tujuh hari gejala timbul.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Kembali Dapatkan Pasokan Vaksin Sinovac Sebanyak 21,2 Juta Dosis dalam Bentuk Bahan Baku

Ada tiga kondisi di mana seseorang tidak perlu melakukan tes PCR saat mendapatkan hasil positif pada pemeriksaan Antigen.

Pertama bila anda suspek Covid-19, kedua probable dengan Covid-19, dan terakhir tidak memiliki gejala tetapi ada kontak erat dengan pasien yang sudah terkonfirmasi atau probale Covid-19.

Jika masuk dalam salah satu kriteria di atas, maka akan dianggap sebagai pasien Covid-19 dan segera lakukan isolasi mandiri, dan melapor ke fasilitas kesehatan terdekat.

Sedangkan anda harus kembali melakukan tes PCR setelah mendapatkan hasil positif pada pemeriksaan antigen bila bukan suspek Covid-19, probable Covid-19 dan tidak ada kontak erat pada pasien yang terkonfirmasi dan probable Covid-19.

Baca Juga: Bandingkan Kasus Injak Kepala oleh Oknum TNI AU di Papua dengan George Floyd, Fadli Zon: Sungguh Keterlaluan

Anda disarankan segera menjalani isolasi mandiri dan melapor ke fasilitas kesehatan terdekat, serta disarankan untuk menjalani tes PCR demi mengonfirmasi hasil tes antigen positif.

Namun setiap pasien mempunyai kondisi yang berbeda-beda dan tidak selalu sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Maka dari itu selalu lakukan konsultasi ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat bila mendapatkan hasil tes antigen positif untuk mendapatkan arahan atau tindakan yang perlu dilaksanakan.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Instagram @adamprabata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah