"Sejak awal, saya tdk percaya pernyataan Ketua KPK ttg hukuman mati pelaku korupsi pada pandemi covid-19 ini," tambah Febri.
Lebih lanjut, Febri menuturkan penanganan bansos ini sangat kontroversial. Ia pun mempertanyakan peran sejumlah politikus partai atas kasus tersebut, dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dinilainya dijadikan alat menyingkirkan para penyidik KPK.
"Selain itu, penanganan kasus Bansos ini sgt kontroversial. Bgmana dg peran sjumlah politikus partai? Dan, bgm nasib Penyidik kasus ini yg disingkirkan menggunakan TWK?," ujar Febri melanjutkan.
Tanggapan Febri Diansyah itu direspons oleh Direktur Sosialisasi Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Giri Suprapdiono.
Menurut Giri, tugas besarnya saat ini ialah menyadarkan masyarakat bahwa telah menjadi korban korupsi bansos.
"PR besarnya adalah bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa mereka adalah korban korupsi. Apakah mereka terlalu baik bagi koruptor & koruptor terlalu jahat kepada mereka," kata Giri Suprapdiono, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @girisuprapdiono.
Ia mengungkapkan bahwa yang jelas terjadi kini banyak masyarakat yang tidak mengerti, karena sudah disibukkan untuk bertahan hidup.