"Kontraksi terus berlanjut pada kuartal IV/2020 dan kuartal I/2021 di mana pertumbuhan ekonomi tercatat minus 2,19 persen (yoy) dan minus 0,74 persen (yoy)," ujarnya.
Oleh sebab itu, dikatakan pria yang akrab dipanggil Hergun ini, pemerintah tidak perlu bangga atas capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tersebut.
Lantas, ia menjelaskan bahwa pemerintah seharusnya menyelesaikan permasalahan lain sebagaimana yang dianjurkan BPS, misalnya soal utang, angka kemiskinan, pengangguran hingga ketimpangan pertumbuhan wilayah.
Baca Juga: AS Tarik Lebih dari 95 Persen Pasukannya di Afghanistan, Namun Teror Taliban Terus Berlanjut
Apabila hal tersebut tidak ditangani segera, dijelaskan dia, akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Berbagai persoalan tersebut jika tidak segera ditangani secara tepat bisa menjadi bumerang untuk perekonomian di masa yang akan datang," ucapnya.***