"Dengan akses informasi ke paspor, tanggal lahir, dan data lainnya, peretas bisa menargetkan pengguna sebagai korban dan mencuri identitas mereka"
"Mereka dapat tertipu secara langsung dan kehilangan ribuan dolar AS," tutur pihak VPN Mentor dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Usai Noam Rotem dan Ran Locar sebagai pimpinan VPN Mentor telah melaporkan dugaan kebocoran tersebut, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menonaktifkan server.
Sementara itu, menanggapi laporan tersebut, Kementerian Kesehatan mengatakan kebocoran data kemungkinan besar berasal dari aplikasi eHAC yang lama.
Namun aplikasi tersebut sudah tidak digunakan terhitunh sejak Juli 2021.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan meminta seluruh pengguna eHAC yang lama menghapus aplikasi tersebut sebagai tindakan pencegahan.***