Benarkah Varian Baru Covid-19 Lambda, Mu, dan C.1.2 Sudah Masuk Indonesia? Menkes Beberkan Fakta Berikut

- 14 September 2021, 06:25 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. /Kemenkes

PR DEPOK – Sejumlah varian baru Covid-19 seperti Lambda, Mu, dan C.1.2 kini menjadi perhatian dunia.

Lantas, menjadi pertanyaan saat ini apakah varian baru Covid-19 Lambda, Mu, dan C.1.2 sudah masuk di Indonesia?

Berkaitan dengan varian baru Covid-19 Lambda, Mu, dan C.1.2, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers perpanjangan PPKM membeberkan fakta perkembangan Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 14 September 2021: Elsa Dipindahkan ke RSJ, Nino Tetap Tak Peduli

Menurut Budi Gunadi Sadikin, varian Lambda, Mu, dan C.1.2 sama sekali belum ditemukan di Indonesia.

"Ketiga varian ini, baik varian Lambda, varian Mu, maupun varian C.1.2 belum ada di Indonesia," ujar Menkes di Jakarta, pada Senin, 13 September 2021 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Lebih lanjut, Menkes menyebutkan bahwa varian baru Covid-19 tersebut sedang dalam penelitian oleh tim ahli.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Cara Daftar Bansos Online hingga Cara Cek Subsidi Listrik September 2021

Menurutnya, mereka berupaya mengetahui perilaku, laju penularan, dan ketahanan virus terhadap antibodi.

"Dan sampai sekarang memang belum ada hasil riset yang pasti. Tetapi ketiga varian ini belum ada di Indonesia," kata Budi.

Adapun pemerintah telah menerapkan sejumlah kebijakan sehingga ketiga varian baru Covid-19 tersebut tidak masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Meski Tanpa Lionel Messi, Pemain Ini Yakin Barcelona Bisa Juara Barcelona

Misalnya, memperkuat seluruh pintu masuk negara dengan memperketat proses karantina, baik melalui jalur udara, laut maupun darat.

Sejauh ini, untuk mengantisipasi masuknya varian Mu ke Indonesia, pemerintah sudah meningkatkan pengawasan di seluruh area pintu masuk ke Indonesia dari luar negeri.

Pengawasan dilakukan di seluruh pintu masuk, seperti bandara dan pelabuhan.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Anak Sekolah 2021 dan Syarat agar Siswa SD, SMP, SMA Bisa Dapat Bansos Rp4,4 Juta

Lalu, pemerintah menerapkan kebijakan pemeriksaan secara Whole Genome Sequencing kepada seluruh WNI atau WNA yang memiliki riwayat perjalanan ke negara dengan tingkat penyebaran varian mu tinggi, seperti Kolombia, Jepang, India, Hong Kong, dan Ekuador.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran mutasi virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan bahwa Indonesia sendiri sudah mampu menguji sekitar 1.866 Genome Sequencing per bulan dari 21 jaringan laboratorium yang tersebar di sejumlah wilayah.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di GTV Selasa, 14 September 2021: Jangan Lewatkan Film The Chronicles of Riddick

Hingga kini tercatat jumlah tes tersebut pun meningkat dari tahun sebelumnya.

Sejak Januari hingga Agustus 2021, Kemenkes sudah melakukan 6.161 tes Genome Sequencing untuk mengidentifikasi varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Sebagai informasi, varian lambda pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020 yang sudah tersebar di 42 negara.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di MNC Selasa, 14 September 2021: Matt Kriwil dan Upin & Ipin Bakal Tayang

Lalu, varian mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021 dan sudah tersebar di 49 negara.

Sedangkan varian C.1.2 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021 dan telah menyebar ke 9 negara.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x