PR DEPOK - Anggota DPR RI, Fadli Zon belum lama ini mengomentari keterangan terbaru terkait pemindahan patung sejarah G30S PKI di Museum Dharma Bakti di Markas Kostrad.
Dalam cuitan yang diunggah oleh Nasionalis Cyber Indonesia, pemindahan patung Letjen Soeharto, Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo dan Jenderal AH Nasution terjadi di masa pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dengan demikian, Nasionalis Cyber Indonesia menyebut pemindahan patung-patung tersebut tidak berkaitan dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak setuju dengan pernyataan itu, Fadli Zon lantas membantah dengan menyebut keterangan tersebut sebagai kabar bohong.
"Bohong ini," ucap Fadli Zon seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @fadlizon pada Kamis, 30 September 2021.
Kemudian seraya menyindir, Fadli Zon pun mengatakan agar pembuat keterangan lebih sedikit cerdas dalam menyampaikan kebohongannya tersebut.
"Harusnya agak cerdas sedikit bohongnya," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menambahkan.
Seperti diketahui sebelumnya, belakangan ini publik dihebohkan dengan kabar pembongkaran patung sejarah penumpasan G30S PKI.
Hilangnya patung tiga tokoh sejarah G30S PKI tersebut memunculkan isu sudah masuknya komunis dalam tubuh TNI.
Meluruskan isu yang beredar itu, Musikus Addie MS pun langsung melakukan tabayyun kepada Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman dan Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana.
Baca Juga: 5 Pemain Yang Gagal Memenuhi Ekspetasi Setelah Dijuluki The Next Cristiano Ronaldo
Berdasarkan hasil tabayyun tersebut, Addie MS menyatakan bahwa seluruh diorama dan foto-foto sejarah di museum itu masih lengkap.
Sementara itu menurutnya, yang hilang hanya tiga patung tokoh, dan itu pun dibongkar atas permintaan pembuatnya yakni Letnan Jenderal TNI Azmyn Yusri Nasution.
"hny 3 patung yg dibongkar atas permintaan pembuatnya sendiri: mantan Pangkostrad th 2011-2012," ucap Addie MS melalui akun Twitter @addiems.
Lalu pernyataan lain datang dari akun Twitter @NasionalisSiber, yang mengungkapkan bahwa pembongkaran terjadi di masa pemerintahan SBY, dan tidak berkaitan dengan pemerintahan Jokowi.
"Pemindahan patung Pangkostrad Letjen Soeharto, Kol Sarwo Edi dan Jend AH Nasution terjadi pada tahun 2011-2012 di era Pangkostrad waktu itu Letjen AY Nasution dan masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak ada kaitannya dengan era pemerintahan Presiden Jokowi," tulis akun Nasionalis Cyber Indonesia.
Tak berselang lama, akun tersebut menambahkan koreksi yang berlawanan dengan pernyataan sebelumnya.
Nasionalis Cyber Indonesia membenarkan pembongkaran patung sejarah G30S PKI tersebut terjadi di tahun 2021, atau di masa pemerintahan Jokowi.
Namun mereka menekankan bahwa pembongkaran dilakukan berdasarkan keinginan pembuat karena alasan akidah yang diyakini pembuat patung.***